Top Model



Siapa yang tak ingin menjadi top model? cantik, kaya dan terkenal? Entah mengapa belakangan ini perhatian saya tercurah pada acara Next Top Model (NTM) di salah satu stasiun televisi. Acara tersebut adalah America’s Next Top Model, Britain’s NTM atau Canada’s NTM. Kegemaran menonton acara ini bukan karena ingin jadi model, tapi merasa senang dan terhibur saat menyaksikan dan memperhatikan bagaimana para gadis cantik dan bertubuh tinggi, langsing itu berlomba-lomba untuk menjadi top model.

America's Next Top Model (sering disingkat sebagai ANTM) adalah televisi reality show di mana sejumlah perempuan bersaing untuk judul America's Next Top Model dan kesempatan untuk memulai karir mereka di industri pemodelan. Dibuat dan dipandu oleh Tyra Banks seorang model papan atas Amerika. Pemenangnya akan mendapatkan kontrak dengan agen model ternama, senilai $100,000, dan dikontrak oleh sebuah merk kosmetik ternama dan menjadi cover sebuah majalah terkenal. Pertama kali dibuat atau siklus perdana tahun 2003, hingga kini menjadi salah satu program televise yang memiliki rating tinggi di Amerika.

Namun, ternyata tidak mudah menjadi seorang top model, mereka harus berjuang sedemikian rupa menyisihkan teman-temannya dalam kurun waktu tertentu, harus dikarantina, lalu bersiap untuk sesi demi sesi pemotretan yang cukup berat. Misalnya saja mereka harus melayang diudara dengan tali baja, atau berjalan laksana akrobat diatas tali, bahkan harus siap berpakaian minim. Ekspresi wajah, mata, posisi tangan dan kaki harus benar-benar mereka perhatikan agar diperoleh pose yang menawan. Terkadang mereka tidak saja harus tampil cantik tetapi tampil ‘jelek’ seperti dalam episode “ugly-pretty” dengan dandanan yang aneh, berpakaian ala abad 18, dengan korset yang sangat ketat, rambut disasak tingi, make up wajah sangat aneh, tanpa alis dll. Atau tampil menakutkan dengan berwajah dingin, menyeramkan serta berlumuran “darah”, seperti Episode Vampire



Putaran ke 14 ANTM saya ikuti episode demi episode. Para semifinalis tereliminasi satu demi satu. Hingga tersisa 4 orang, yakni Alexandra Underwood, Angelea Preston, Krista White dan Raina Hein. Keempat model itu cantik-cantik, namun salah satunya berkulit hitam legam. Dari mereka berempat, yang menjadi favorit saya adalah Raina Hein, gadis berusia 22 tahun yang berasal dari Minnesota. Beralis tebal seperti Brooke Shield, rambut lurus menjuntai dan bermata indah. Bahkan Tyra mengatakan matanya seperti “serigala”. Saya pikir, dari keempat tersebut, pasti Raina yang akan menjadi juara Top Model. Ketika Tyra mengumkan dua orang yang akan menajdi finalis, tidak kaget bila raina muncul sebagai finalis. Namun, tidak disangka gadis berkulit hitam bernama Krista White tampil sebagai finalis dengan panggilan pertama (Tyra’s called-out order). Alexandra dan Angelea harus tersingkir.

Acara finalpun berlangsung, Raina dan Krista tampil menawan membawakan gaun rancangan Anna Sui. Lalu siapakah pemenangnya? Ketika Tyra mengumumkan pemenangnya, tak disangka Krista White yang berasal dari Arkansas menjadi juara. Tyra mengatakan "Krista, you are amazing. You are the embodiment of America's Next Top Model. You came in here and you didn't know what you were doing but you learned and you listened and you blossomed. There is an honesty and a rawness about you that is so beautiful and we think you could have an international career."

Krista mengatakan tidak ada yang berpikir bisa disini, namun kini bisa menunjukkan bahwa dirinya adalah America’s Next Top Model. Krista memang layak menang, epsiode demi episode dilampaui dengan perbaikan yang terus menerus, dia mau mendengar, belajar, mengoreksi diri dan memiliki rasa percaya diri. Mungkin itu rahasianya bisa menang.

Selain Krista, beberapa putaran sebelumnya juga dimenangkan oleh model kulit hitam. Ada yang mengatakan, bila ada model kulit hitam, tentu yang dimenangkan oleh Tyra adalah yang berkulit hitam, karena Tyra juga berkulit hitam. Namun, kompetisi ini bukanlah kompetisi rasial. Gadis berkulit hitam atau putih memiliki peluang yang sama untuk menang.
Ada pelajaran yang bisa didapat dari mengamati acara ini, perjuangan, persaingan dan tekanan. Bahkan ada model yang mengundurkan diri karena tidak tahan menghadapi tekanan, baik dari aturan yang harus diikuti, maupun tekanan dari sesama teman. Mereka harus berteman meski bersaing. Bahkan ada yang bertengkar, hingga kata-kata kasar keluar dari mulutnya.

Kembali ke Krista, memang tidak disangka dia menang. Bila ada yang berkulit putih, cantik jelita, tentu dia yang lebih diunggulkan, karena secara kasat mata lebih menarik. Namun, Krista dapat dapat menjadi juara.
Teringat kisah Oprah Winfrey yang pernah memenangkan kontes “ratu-ratuan” tingkat lokal pada tahun 1971. Saat itu belum pernah ada wanita kulit hitam yang berhasil menjadi pemenang, sehingga dia menggelar propaganda sebagai aksi protes dengan menuliskan “Black is Beautiful” pada kaos dan sticker. Oprah yakin, bahwa suatu saat kulit hitam dan putih dapat saling menghargai dan kerja sama. Oprah sangat memaknai pesan yang disampaikan oleh Jesse Jackson, pemimpin gerakan hak asasi manusia, yang mengatakan bahwa “Keunggulan (excellence) adalah tantangan terbaik dalam menghadapi rasisime dan seksisme. Kontribusi terbesar yang dapat dibuat untuk meraih hak asasi (perempuan) adalah melakukan pekerjaan yang terbaik dalam hal apa yang bisa dikerjakan”. Ucapan ini sangat menginspirasi Oprah, sehingga dia yang dahulu miskin, hidup didaerah kumuh, berkulit hitam dan bahkan pernah menjadi korban perkosaan, kini tampil sebagai sebagai salah satu wanita terkaya didunia, berkat ketekunannya bekerja dan berkarya.

Tampilan luar memang menarik, namun hal tersebut bukanlah yang utama, Bila Oprah tampil berkat kecerasannya, keberanian, keramahan, kesabaran, dan rasa percaya diri, mungkin seperti itu juga yang dimiliki oleh Krista. Tidak harus menjadi model, apalagi dengan berpakaian minim. Hal yang terpenting adalah kita sebagai manusia yang berbeda baik suku agama dan bahkan berbeda warna kulit maupun penampilan harus saling menghargai satu sama lain, tidak merasa dirinya lebih unggul dari yang lainnya.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya, Dialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu” (Qs Ar Rum 30 : 22)


Jakarta, 19 November 2010
-Meita-

Mau Memaafkan



Selesai menjalani Ibadah Puasa Ramadhan, sudah menjadi kebiasaan yang baik di Indonesia ketika tiba Idul Fitri adalah Acara Halal Bihalal, sebuah tradisi silaturahim dengan keluarga, kerabat, teman dan hadai taulan, sambil bermaaf-maafan serta mengucapkan "taqabbalallahu minna waminkum", yang artinya "semoga Allah menerima amalan aku dan kamu". Kemudian ucapan ini diberikan tambahan dengan kata-kata "shiyamana wa shiyamakum", yang artinya puasaku dan puasamu. Dengan demikian secara lengkap kalimat tersebut menjadi "taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum" yang artinnya "semoga Allah menerima amalan saya dan kamu, amalan puasa saya dan kamu".

Namun lebih sering orang mengucapkan “minal aidin wal faizin” yang arti sebenarnya tidak ada hubungannya dengan ungkapan permintaan maaf, namun seringkali dimaknai “Mohon Maaf Lahir Batin” padahal maknanya kurang lebih adalah “Semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung”.

Terlepas dari benar atau tidaknya istilah yang digunakan dalam permohanan maaf, meminta maaf adalah suatu perbuatan yang mulia. Bila kita merasa bersalah, atau khawatir ada kata maupun perbuatan yang dinilai bersalah hendaknya kita senantiasa meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Namun ternyata, ada perbuatan yang lebih mulia dari meminta maaf, yakni memaafkan. Seringkali kita sulit memaafkan kesalahan orang lain, dan berkata, ”enak aja minta maaf, saya sudah terlanjur sakit hati sekali!” , atau “saya bisa memaafkan, tapi tak bisa melupakan” atau apa saja yang kecenderungannya kita tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain.

Terkesan ada kesombongan bila kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Bukankah Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pemaaf? Seberapapun besarnya dosa, bila ia minta ampun dan bertobat, maka Allah mengampuni semua dosa-dosanya. Namun ada juga yang berdalih bahwa dirinya bukan Tuhan, melainkan manusia biasa, jadi sulit untuk memaafkannya.

Bisa dimaklumi bila seseorang merasa dizalimi misalnya menjadi korban tindak kejahatan, perkosaan, pelecehan seksual dan sebagainya. Sulit baginya untuk memaafkan kesalahan orang yang bersangkutan, karena acapkali disertai trauma. Sehingga dikatakan “tak ada maaf untuknya”, alias tidak mau memaafkan.

Namun ternyata sebuah penelitian menunjukkan bahwa memaafkan baik untuk kesehatan. Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya “Forgiveness in Health Research and Medical Practice”, memaparkan bahwa Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh, memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Raut wajah, daya hantar kulit, dan detak jantung termasuk yang juga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap memaafkan. Sikap tidak memaafkan memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kesimpulannya, sikap tidak mau memaafkan yang sangat parah dapat berdampak buruk pada kesehatan dengan membiarkan keberadaan stres dalam diri orang tersebut. Hal ini akan memperhebat reaksi jantung dan pembuluh darah di saat sang penderita mengingat peristiwa buruk yang dialaminya. Sebaliknya, sikap memaafkan berperan sebagai penyangga yang dapat menekan reaksi jantung dan pembuluh darah sekaligus memicu pemunculan tanggapan emosi positif yang menggantikan emosi negatif.
Bila Mahatma Gandhi mengatakan bahwa orang yang mempunyai kekuatan jiwa yang besar yang dapat memaafkan kesalahan orang lain, menyiratkan bahwa hanya orang yang kuat yang mampu memaafkan. Sebagai seorang yang beriman, Al Qur’an mengajarkan kita bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qs 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada. “Hendaklah mereka meaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS 24:22).
Salah satu ciri orang bertaqwa adalah mau memberi maaf orang yang berbuat kesalahan atas dirinya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imraan :133-134 “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk oprang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik diwaktu lapang, maupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Memberi maaf adalah salah satu wujud kasih sayang kita kepada sesama. Sebab orang yang kesalahannya tidak dimaafkan, tentu hatinya merasa tidak tenteram dan tertekan.. hal ini dapat menimbulkan rasa sedih berkepanjangan. Jadi, orang yang mempunyai jiwa besar adalah orang yang mau memaafkan, seberapun besar kesalahan orang tersebut, meskipun dengan perjuangan dan usaha untuk meredam amarah. Sungguh, upaya ini tidak akan sia-sia, karena Allah SWT akan melimpahkan pahala kepada orang yang mau memaafkan. “ Barangsiapa yang suka memberi maaf dan berbuat kebaikan, pahala untuknya adalah tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang aniaya” (Qs 42:40). Jadi, bila ada yang minta maaf, katakanlah : “tidak apa-apa, sama-sama”. Sehingga baik yang meminta maaf maupun yang memberi maaf melalukan perbuatan yang di-Ridhoi Allah SWT dan semoga mendapat ampunan dari Allah SWT.

Jadi, sudahkah kita memaafkan kesalahan orang ?


Mohon Maaf Lahir Batin.
(Maafin ya.. Foto diatas gak ada hubungannya dgn artikel.. iseng aja ingin pasang gambar Ashton)
Jakarta 2 Oktober 2010
Salam,
Meita

Millenium Development Goals

Rakyat Indonesia Masih Miskin !



Seorang pria menulis di Surat Pembaca harian ibukota. Katanya, bagaimana mungkin, negara Indonesia yang kaya raya sumber daya alam ini ternyata masih banyak penduduknya yang tergolong (digolongkan) miskin hingga mencapai 13,33 persen (31,2 juta orang). Padahal, pertumbuhan ekonomi membaik, iklim investasi kondusif.

Memang benar kalau melihat tanah air kita yang subur, dengan kata-kata yang indah laksana untaian zamrud di khatulistiwa, hijau royo-royo, gemah ripah lohjinawi rasanya seperti tak mungkin, tapi ternyata..? hmm bagaimana tidak, Sumber Daya Alam (SDA), seperti gas yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, justru di ekspor untuk memenuhi permintaan negara-negara maju, sementara kita sendiri kekurangan dan harus membeli dari pasar dunia yang harganya mahal. Padahal kalangan industri dan PLN sangat membutuhkan gas, seperti dilansir Kompas, 21/9.

Wajah kemiskinan tidak hanya di desa yang tak tersentuh dengan roda pembangunan, tapi banyak terdapat di kota-kota besar. Selain SDA dikeruk, gagal panen atau alasan lain, lalu mereka hijrah ke kota mengadu nasib, tanpa modal, tanpa pendidikan memadai, tanpa keterampilan untuk mengais rejeki. Urbanisasi tak terbendung, kota semakin padat dan banyak orang yang hidup dengan kondisi memprihatinkan, tinggal di daerah padat dan kumuh. Berdasarkan angka dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia, pada tahun 2009 sekitar 53 persen penduduk Indonesia menumpuk di perkotaan. Hal itu berarti separuh penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Padahal kota memiliki daya dukung lingkungan dan daya serap ekonomi terbatas, sehingga banyak pengangguran yang akhirnya orang tersebut menjadi miskin karena tidak berdaya.

Pada tahun 2000, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mencanangkan Deklarasi Milenium, MDG yang merupakan kesepakatan Internasional untuk meningkatkan kesejahteraan ratusan juta manusia di muka bumi. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yang terdiri dari 8 tujuan :
1. Menanggulangi Kelaparan dan Kemiskinan
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
3. Mendorong Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Wanita
4. Mengurangi Angka Kematian anak
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
6. Mengurangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya.
7. Melindungi Kelestarian Lingkungan
8. Meningkatkan Kerjasama Global Soal Pembangunan

Setelah 10 tahun yang lalu dicanangkan oleh PBB, kini tahun 2010 akan digelar pertemuan tingkat tinggi PBB, dimana setiap negara harus menyiapkan laporan, untuk melihat perkembangan pencapaian agar sasaran dapat tercapai tahun 2015. Pertemuan yang berlangsung di New York, Bulan September ini bertajuk “We Can End Poverty 2015. Semua pihak harus menjaga janji (keeping the promise). Begitu penegasan Ban Ki Moon dalam kata pengantarnya.


Saat ini Indonesia memilih menetapkan ambang batas kemiskinan pada pendapatan 1 dollar AS per hari per orang. Dari hasil sensus penduduk, jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 1990 15,1 persen (27,7juta orang). Tahun 2009, kemiskinan 14,15 persen (32,5juta orang). Tahun 2010 angka kemiskinan 13,33persen atau 31,02 juta penduduk miskin (BPS per Maret 2010). Dengan angka tersebut, maka kemiskinan hanya turun 1 persen selama periode 1990-2010.

Menurut Lembaga Demografi FE UI, selama hampir 20 tahun, presentasi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan cenderung tidak berubah. Angka tersebut kalau standarnya 1 Dollar per hari. Tapi, kalau 1,5 Dollar per hari jumlahnya mencapai57 persen atau 66 persen atau lebih dari 100 juta per hari, kalau ukurannya 2 dollar per hari.

Kemiskinan seperti mata rantai yang sambung menyambung, salah satunya populasi penduduk yang kian bertambah, usia produktif dengan tingkat pendidikan yang rendah, penyediaan lapangan pekerjaan dan sebagainya. Para pengamat berpendapat, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi di Indonesia terjadi karena salah urus. Tata kelola pemerintahan yang tidak efektif dan efesien serta birokrasi yang korup. Hal ini menghambat proses kemajuan.

Memang benar perilaku korupsi pejabat, menyengsarakan rakyat. Kasihan, negara kita sudah miskin, korup pula. Benar kata si penulis surat pembaca diatas, bahwa selain miskin ekonomi, tetapi juga miskin akhlak, etika dan moral. Bangsa Indonesia menjadi terpuruk. Padahal kita merdeka sudah 65 tahun yang lalu.



Jakarta, 23 September 2010
-meita-

Indahnya Bulan Ramadhan




Ketika memasuki Bulan Ramadhan, banyak yang suka cita. Tapi ada pula yang bermuram durja, karena berbagai kegemarannya disiang hari dibatasi. Tidak boleh makan minum serta harus menjaga sikap dan perilaku. Bagi yang menyambut Bulan Ramadhan dengan suka cita, tentu memiliki rencana yang penuh hikmah. Mengingat Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh Rahmat dan Ampunan dari Allah SWT, sehingga ada yang mempersiapkan untuk Tadarus, Tadabur, Taraweh, I’tikaf dan kegiatan ibadah lainnya. Majelis Taklim menyelenggarakan tadarus hingga khatam Al Qur’an. Sekolah-sekolah menyelenggarakan Program pesantren Ramadhan, Kantor-kantor menyelenggarakan buka puasa bersama dilanjutkan dengan Sholat Taraweh. Ustadz didatangkan untuk mengisi tausyiah. Komunitas atau perkumpulan-perkumpulan, alumni sekolah, alumni universitas hampir semua menyelanggarakan Bukber alias Buka Bersama. Sungguh meriah melaksanakan kegiatan di Bulan Ramadhan.

Bukan saja kegiatan, tetapi penampilan diperbaharui. Banyak yang “tiba-tiba” berjilbab, ada yang berkerudung, ada yang menggunakan busana muslim, baju koko dll. Televisi pun penuh dengan program Ramadhan. Sinetron Nuansa Islami, Tausyiah ustadz menjelang Maghrib, bahkan presenter yang tadinya tidak pakai jilbab, “terpaksa’ mengenakannya” sesuai dengan tema acara yang diasuhnya. Subhanallah. Indahnya puasa di Bulan Ramadhan. Acara sahur di televisi juga sangat meriah, namun sayangnya lebih banyak diisi dengan program lelucon atau lawak. Mungkin sebagian ada yang suka tayangan meriah disaat sahur, tapi banyak juga yang menyukai tayangan pembahasan topik-topik Islam dengan nara sumber yang ahli dibidangnya yang penuh dengan kata-kata bijak dan nasehat bermakna. Radio banyak melantukan lagu-lagu Islami, Nasyid atau Shalawat.

Pesan singkat lewat SMS atau Chatting BB banyak berisi doa, kisah teladan atau kutipan tausyiah (nasehat) penuh makna. Saling ingat mengingatkan dan saling nasehat menasehati. Setiap hari ada yang mengirim doa Ramadhan dari hari ke hari, lengkap dengan artinya, misalnya : Doa hari ke 20 Ramadhan. Allahuma(f)tah lii fiihi abwaabal jinaan, wa aghlik ‘anni fiihi abwaaban niiran, wa waffiqni fiihi litilawatil Qur’an, ya Munzilas rakiinati fii Quluubil Mukmininn. Artinya : Ya Allah bukakan untukku dalam bulan ini pintu-pintu surga. Tutupkan bagiku di bulan ini pintu-pintu neraka, sukeskan aku di bulan ini untuk membaca Al Qur’an, duhai Yang Maha menurunkan kedamaian pada hati orang-orang yang beriman. Amiin Ya Robbal Alamiin.

Badan Amil Zakat, lembaga panti asuhan dan lembaga sosial lainnya mengirimkan pesan baik lewat sms maupun surat, mengingatkan para pembayar zakat agar jangan lupa membayar zakat, infaq dan sadaqah yang dapat disalurkan melalui institusi mereka. Masjid-masjid juga mengumumkan bahwa mereka bersedia menyalurkan zakat dari para jamaah.

Pada sepuluh malam terakhir, banyak melakukan I’tikaf di Masjid, yakni berada di masjid, dalam keadaan suci (berwudhu), diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah, baik membaca Al Qur’an, berdzikir maupun melakukan sholat-sholat sunnah. Pada malam-malam ini, nabi menyarkankan kita agar banyak-banyak membaca doa “Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fuanni’ (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau senang memaafkan insan-insan yang berlumuran dosa, maka maafkanlah dosa-dosaku Ya Allah).

Subhanallah, indahnya Bulan Ramadhan. Puasa di Bulan Ramadhan merupakan jalan yang harus kita tempuh dalam rangka proses pensucian diri dan pembersihan kalbu. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, melainkan dapat mencegah pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan organ tubuh lainnya dari perbuatan dosa.

Salah satu kenikmatan orang yang berpuasa adalah ketika tiba saatnya berbuka puasa.. nikmatnya tak tergantikan, setelah berdoa dan meneguk segelas teh panas.. atau segelas es kelapa muda, hmm.. terasa begitu melegakan tenggorokan. Undangan ifthar (berbuka puasa) baik di rumah kerabat, restoran, bahkan hotel acap kali berdatangan. Namun yang luar biasa nikmat adalah ketika kita berada di rumah sendiri, bersama keluarga. Yang tidak boleh dilupakan adalah tetangga. Tetangga sering kali mengirim makanan berbuka, misalnya tajil berupa kolak, kue-kue dan lain, lalu dibalas dengan mengirimnya minuman segar, es kelapa muda, keesokan harinya tentangga lain mengirimi panganan soto ayam. Masya Allah saling berbagi antar tetangga, saling kirim makanan dan minuman untuk berbuka puasa menjadi warna tersendiri dari indahnya menunaikan puasa di Bulan Ramadhan.

Tetangga merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan. Seringkali kita berbuka puasa memenuhi undangan kerabat, namun lupa tentangga, juga lupa para petugas keamanan lingkungan, petugas sampah dan lain-lain. Nabi bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa sedang pahala orang yang berpuasa tidak dikurangi sedikitpun”. Dalam Hadits yang lain, Nabi bersabda, tidak sempurna iman seseorang yang makan kenyang, sementara tetangganya kelaparan”.

Sepuluh malam terakhir di Bulan Ramadhan, banyak yang semakin tekun dalam beribadah namun ada juga yang semakin bergairah menyambut hari kemenangan, Idul Fitri. Para remaja putri dan ibu rumah tangga sibuk membuat kue-kue kering, ada yang sibuk mencari baju dan sepatu baru, ada yang mengganti perabotan rumah tangga dengan yang baru, menghiasai rumah, menata rumah.. sungguh semua untuk keindahan dan rasa suka cita menyambut datangnya hari kemenangan. Namun hendaknya jangan mengabaikan kekhusyuan beribadah, mengingat malam 10 hari terkahir adalah malam dimana diturunkannya Lailatul Qodar, yakni malam kemuliaan. “Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Qs Al Qadar 1-5)

Setelah 30 hari melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan, maka akan tiba hari kemenangan. 1 Syawal adalah hari kita merayakan kemenangan, dalam arti kita kembali pada kesucian atau fitrah setelah melalui pergulatan ibadah selama Bulan Ramadhan. Hendaknya kita banyak bersyukur atas segala karunia dan nikmat yang diberikan Allah SWT sehingga dapat melalui Bulan Ramdhan yang indah ini. Insya Allah.


Jakarta, 21 Ramadhan 1431 H
-meita-

Hedonis

Ada ungkapan, “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”. Ungkapan tersebut dianut sebagian anak muda. Mereka terbuai dengan indahnya gaya hidup bersenang-senang, menikmati kelebihan materi, hidup bebas, pesta pora, yang semua kenikmatan tersebut merupakan tujuan utama hidup mereka. Tak pelak bila ada yang “mengidolakan” Paris Hilton sebagi Celebrity Party Goers nomor satu di dunia. Gaya hidupnya diidamkan banyak orang, dimana sering diundang untuk sebuah party dan mendapat bayaran sebagai imbalan atas kehadirannya dalam memeriahkan suasana pesta. Dan selagi dirinya merasa sangat berkucupan, maka tidak ada rasa bersalah ketika memesan secangkir es krim citra rasa sangat lezat yang bertaburkan kacang almond dan coklat terbaik di dunia, berhiaskan daun mint lapis emas 18 karat dan dinikmati dengan menggunakan sendok emas dan gelas kristal. Es krim ini kerap dinikmati oleh Paris Hilton dengan harga secangkirnya 1000 USD dari sebuah restoran ternama di New York.


Pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup merupakan suatu paham Hedonisme. Para hedonis itu beranggapan bahwa hidup ini hanya 1 kali, sehingga merasa perlu menikmati hidup sebebas-bebasnya, sepuas-puasnya dengan mengumbar hawa nafsu dan bergembira sepanjang hari. Kadang-kadang mereka bersemboyan “nikmati hidup ini, hidup cuma satu kali”, atau nikmatilah hidup, karena esok kau akan mati”.

Kehidupan seseorang yang bergelimang materi, dapat membuat dirinya lupa akan hakekat kehidupan, bahwa suatu saat dirinya akan tua, lalu mati, dan bertanggungjawab atas perbuatanan yang dilakukannya. Namun mereka sangat ingin melupakan kematian. “Kuingin hidup 1000 tahun lagi”, “Live begin at fourty”, “Forever Young” merupakan kutipan kata-kata yang cukup menghibur baginya, dikala usia merangkak naik ada perasaan tidak ingin meninggalkan masa muda yang indah apalagi beranjak tua lalu mati. Sehingga semakin beranjak umur, semakin berupaya untuk menikmati hidup dan akhirnya semakin lupa bahwa dirinya akan tua dan mati. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya sampai didunia, tidak ada kehidupan setelah kematian, sampai-sampai beranggapan bahwa surga adanya di dunia, sehingga tidak perlu “jauh-jauh” menikmati surga di akherat.

Beruntung bagi sebagian orang, hidup mewah dan bergelimang harta bisa diperoleh dengan mudah antara lain berkat keturunan (orangtuanya sudah kaya raya), berkat kepandaian dan keahlian, kecantikan atau ketampanan, serta berbagai kemudahan lainnya.. Kemudahan demi kemudahan diraih, terkadang dengan menghalalkan segala cara hingga tujuannya semata untuk kemewahan dan mengumbar nafsu terpenuhi.. foya-foya, hura-hura, pesta-pesta. Dugem alias dunia gemerlap bagian dari kesehariannya. Mereka lupa, bahwa segala kemudahan dan kesenangan semua itu hanya bersifat sementara. Tidak ada kebahagiaan yang kekal. Bila muda foya-foya, tua kaya raya, mati (belum tentu) masuk surga. Semua tergantung amal ibadahnya.

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia dan mereka didunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah disana apa yang telah mereka usahakan (didunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan” (Qs Huud : 14-15).

Seandainya hidup didunia diciptakan hanya untuk bersenang-senang, tentu tidak ada sakit, kemiskinan dan keruwetan hidup. Hidup dijalani dengan ujian sedangkan kegembiraan yang ada hanya bersifat sementara. Para nabi tak luput dari ujian. Misalnya Nabi Ibrahim diuji dengan api yang siap membakarnya, dan diperintahkan untuk menyembelih puteranya, Nabi Ayub dengan penyakitnya, Nabi Yaqub yang terus menangis hingga matanya buta, Nabi Musa diuji dengan kekejaman Fir’aun, Nabi Isa hidup dam kesusahan dan kefakiran, Nabi Muhammad dengan berbagai ujian, antara lain isterinya, Khadijah wafat, Hamzah ra wafat terbunuh dan berbagai kisah teladan lainnya.

Namun ujian bukan hanya kemiskinan, penyakit dan keruwetan hidup. Kesenangan juga merupakan ujian. Tidak salah bila kita bersukaria, namun tidak boleh terlena dan harus tetap menyadari bahwa semua kenikmatan itu adalah ujian agar kita tetap berada dalam “koridor” yang ditetapkan Allah SWT serta senantiasa bersyukur atas karunia dan nikmat yang diberikan-Nya. “Sesungguhnya Kami jadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan, karena Kami hendak menguji siapakah diantara manusia yang paling baik perbuatannya” (Qs Al Kahf : 7)

Jadi, Pandangan hidup Hedonis yang mengajarkan bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar sebagai tujuan hidup bagi manusia adalah suatu kesalahan. Haruskah kita menukar kebahagian di akhirat yang kekal abadi dengan kebahagaian di dunia yang tidak setara dan bersifat sementara?

Sebagai hamba Allah yang berjalan-jalan di muka bumi, haruslah menempatkan dirinya sebagai seseorang yang hidup mulia dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”. Bila hidup sudah berkecukupan, memiliki keluarga harmonis dan sejahtera, senantiasa menjalankan ibadah yang diajarkan agama, apakah cukup? Ternyata, tidak cukup sampai disitu, kita harus mengukur diri, apakah sudah bermanfaat bagi orang lain? Banyak hal yang dapat membuat hidup lebih bermanfaat, bila kita semua sudah menjalankannya, tentu tidak ada anak yang bunuh diri karena orangtuanya tidak mampu membayar uang sekolah, tidak ada anak-anak terlantar, tidak ada orang miskin yang kelaparan, tidak ada perdagangan anak-anak.. dan permasalahan sosial lainnya. Jarak antara si kaya dan si miskin sudah terlampau jauh, ibarat jurang yang tak terjembatani. Si kaya makin hedonis, si miskin makin hidup miris, namun Rasul mengajarkan bahwa hidup kita harus bermanfaat bagi orang lain. Itulah jembatan yang harus kita bangun. Wallahualam bishawab.


Jakarta, 25 Juli 2010.
-meita-

What a Wonderful World

Bila musim liburan tiba, banyak orangtua yang sibuk merencanakan bepergian bersama anak-anaknya untuk berlibur. Biro perjalanan dan tour banyak menawarkan program atau paket perjalanan yang menarik hati. Dari bepergian seputar tanah air, hingga ke mancanegara. Dari negara tetangga hingga ke ujung Benua Afrika. Sungguh bahagia dan menyenangkan bagi keluarga yang memiliki kesempatan berlibur. Bila menuruti keinginan, rasanya ingin memiliki banyak kesempatan ke luar negeri. Tapi apa daya, banyak yang harus disiapkan, terutama dari segi dana. Karena harus menabung dahulu baru bisa terlaksana.

Melihat negeri orang sangat menakjubkan. Sungguh indah dan damai.. Udara yang sejuk dan segar, jalan-jalan yang rapi dan bersih, kendaraan yang tertib dan lenggang, penduduknya sopan dan ramah, lingkungan yang asri dengan pepohonan yang rimbun, serta bunga aneka warna yang cantik, bangunan megah nan menawan, sungai yang jernih dan lain-lain pemandangan yang membuat mata takjub.

Berjalan-jalan ke luar negeri, terutama ke negara maju, merupakan suatu hal bermakna dimana kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari negara yang dikunjungi. Dari segi disiplin, ketertiban, keamanan, kenyamanan, keasrian, dll, bisa djadikan contoh untuk kita. “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah disegala penjurunya. Dan makanlah sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu kembali” (Qs 67 ayat 15). Meski tidak semua kebaikan dimiliki oleh mereka, namun dari hal-hal yang negatifpun dapat kita ambil sebagai pelajaran untuk kemajuan dan peradaban bangsa. Bukankah kita diharuskan mengambil pelajaran dari kaum-kaum terdahulu?

Didalam Al Quran, Surat Al Qomar, banyak dikisahkan tentang kejadian yang menimpa kaum terdahulu agar kita bisa menarik pelajaran dari mereka. Kehancuran Kaum Nuh AS, ketika kaumnya mendustakan nabinya, sehingga mereka tenggelam lautan air bah “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah” . Demikian pula Kaum Ad, ditimpa azab yang dahsyat dimana Allah SWT menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang secara terus menerus, sehingga mereka bergelimpangan. Kehancuran Kaum Samud ketika mendustakan wahyu yang dibawa oleh nabinya adalah dengan azab berupa suara yang keras dan mengguntur, sehingga mereka seperti rumput-rumput kering. Begitu pula Kum Luth, yang mengalami masalah moralitas hingga ditimpa azab dengan dihembuskannya angin yang membawa batu-batu dan menimpa mereka.. “Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Qs 54 : 51)

Sebagai hambaNya tentu kita bersyukur, karena Allah menciptakan segala sesuatunya dengan keadilan ”Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluknya... Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Qs 55: 7-13). Bumi tempat kita berpijak, tanah air kita Indonesia harus dijaga keseimbangannya. Neraca keadilan harus ditegakkan agar kedamaian dapat tercipta. Jangan melampaui batas, jangan membuat keonaran dan jangan membuat kerusakan dimuka bumi. Mungkin seperti itu makna yang terkandung didalamnya.

Ada rasa takjub melihat negeri di seberang dan ada rasa miris melihat negeri sendiri. Penuh ketidaktertiban, polusi, bentrokan atau tawuran, kemacetan dan lain sebagainya yang membuat diri seperti hilang rasa kebanggaan akan negeri. Ada yang dirindukan dari negeri ini yakni kedamaian. Sungguh, ”damai’ adalah kata idaman yang ingin diwujudkan oleh sebuah negara. Wajar saja, pendiri bangsa ini merumuskan kata-kata yang bermakna perdamaian pada Pembukaan UUD 1945, dengan kalimat “..kemerdekaan hak segala bangsa oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan”. Serta turut mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini berarti bahwa ada keinginan untuk terwujudnya negara yang damai, bebas dari penjajahan. Namun kini, penjajah itu bukan ancaman dari luar saja, tetapi ancaman dan penjajahan dari sesama anak bangsa yang “memakan” saudaranya sendiri yang mengabaikan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Korupsi, kekerasan, kriminalitas, bahkan kerap terjadi tindak kekerasan di sekolah atau di kampus, dimana senior memukuli adik kelasnya masih sering ditemui.

Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Bahwa sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga dan cinta pada tanah airnya. Merindukan perdamaian, sesungguhnya kita merindukan Allah As Salam. Merindukan Keadilan, sesungguhnya kita merindukan Allah Al Adl. Upaya mewujudkan perdamaian dan keadilan sesungguhnya adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada AsSalam dan Al Adl. Mungkin bukan setahun atau dua tahun, tapi bisa jadi 5 atau 10 tahun kemudian, atau bisa juga terwujud setelah kita tiada. Negeri aman, tenteram dan damai. Tak terasa air mata menetes, ketika mendegarkan lagu yang dinyanyikan oleh Luis Armstrong, sebuah dunia yang indah:

-What A Wonderful World-
I see trees of green red roses too
I see them bloom for me and you
And I think to myself what a wonderful world

I see skies of blue and clouds of white
The bright blessed day, the dark scared night
And I Think to myself what a wonderful world

The colours of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying how do you do
They really saying I love you

I hear babies cryin’ I watch them grow
They’ll learn much more and I’ll never know
And I think to myself
What a wonderful world

Jakarta, 7 Juli 2010,
-meita-

Pemuja Kecantikan



“Ya. Harus ku akui, aku memang dihinggapi hasrat untuk terus menjadi cantik. Aku ingin terus dan terus cantik. Sempurna dan seksi.” Demikian pengakuan seorang artis ternama dalam buku biografi yang berkisah tentang rahasia dalam kehidupannya. Dalam buku tersebut juga dikisahkan tentang kecanduannya untuk melakukan operasi plastik yang menghabiskan sampai ratusan juta untuk kelangsingan tubuhnya. Selain itu untuk kecantikan wajahnya, dia melakukan suntik vitamin C, plasenta, kolagen hingga botox. Cara ini dilakukan untuk menghilangkan kerutan, kulit kusam juga agar lebih kencang, bercahaya dan bisa lebih percaya diri saat tampil di atas panggung.

Dalam buku setebal 360 halaman itu sang artis mengaku telah melakukan dua kali operasi di luar negeri. Pertama di Bangkok pada 2004. Operasi ini untuk mengencangkan payudara yang dianggapnya sudah kendor, setelah melahirkan dua buah hatinya. Saat itu dilakukan penanaman implant. Meski sakit luar biasa, tapi hasil operasi membuatnya puas. Operasi kedua, penghilangan lemak perut dengan liposuction dan tummy tuck. Juga mengganti implant dalam payudaranya. Ini dilakukan di RS Mount Elizabeth Singapura, pada Oktober 2008. “Walau suaminya mulanya tidak menyetujui, tapi dia akhirnya yang mengantarkan kesana.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk operasi plastik? Dari slip pembayaran yang juga dimunculkan dalam buku itu, biayanya mencapai S$ 16.606.40 atau hampir Rp 100 juta dengan kurs Rp 6 ribu per S$ untuk sekali operasi di Mount Elizabeth.

Kecantikan memang hal yang didambakan oleh hampir setiap wanita. Meski bisa dikatakan tergolong cantik, namun upaya agar terus dan semakin cantik tetap diupayakan. Kecenderungan ini menambah semakin gencarnya promosi industri kecantikan, seperti krem pemutih, krem anti keriput, pelembab kulit, dsb. Perawatan wajahpun dilakukan, baik facial dengan serbuk kristal, emas atau bahkan berlian.. Belum lagi untuk rambut, agar bercahaya, agar lembut, agar “jatuh”. Dan tidak cukup warna hitam, tapi juga diberi ‘highlight’ atau diubah warnanya dan yang keriting diluruskan atau sebaliknya..



Sungguh repot, tapi bagi pemuja kecantikan, semua ditekuni untuk mendapatkan cantik ideal yang seakan-akan sudah ada patokan standarnya : langsing, putih, mulus, rambut lurus dsb. Berupaya untuk cantik atau mempertahankankan kecantikan tidak salah.. karena sebagai manusia tentu kita ingin tampil indah dan menarik. Bukankah semua itu merupakan anugerah Allah yang harus kita pelihara? “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nyalah kembali(mu)” (Qs At Tagaabun 64 :3)

Bila dilihat dari ayat diatas, diakhir kalimat dikatakan bahwa “hanya kepada-Nyalah kembali(mu)”. Jadi betapapun cantik atau bagusnya wajah kita, tapi cepat atau lambat akan mengalami kematian, sehingga kita harus bersiap-siap untuk menghadapinya sebab kita tidak tahu kapan kematian itu akan tiba. Bahkan belum sampai tua, bila ajal menjemput seseorang dapat mati dimana dan kapan saja. Ironisnya seringkali seseorang teramat asyik memelihara kecantikan, bahkan menghabiskan waktu berjam-jam atau berhari-hari dengan mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta tapi lupa mempersiapkan bila kematian itu tiba. Padahal di akherat kita tidak ditanya apakah tubuh kita langsing atau tidak, apakah kulit kita putih atau tidak.. “Tetapi mereka akan ditanya tentang empat perkara : tentang umurnya, untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan. Tentang ilmunya, apa yang sudah dibuat dengannya” (Al Hadits).

Hidup manusia yang sementara ini harus diupayakan untuk mendapatkan keberkahan dan berada dalam jalan yang di Ridhoi-Nya. Terkadang, seseorang sibuk mencari dan mencari.., baik kemewahan, kemasyhuran dan kecantikan/ketampanan sehingga lupa hakekat hidup di dunia ini.. Dan ketika apa yang diinginkan di dunia tercapai.. seringkali lupa dan sombong..

Kembali pada sang artis pemuja kecantikan. Banyak renungan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisahnya. Kecantikan dan kemasyhurannya tidak membuat dirinya bahagia. Dengan berurai air mata, dia mengumumkan perceraian dengan suaminya. Dan ketika suaminya menjelaskan alasannya menceraikan isterinya, selain karena perselingkuhan sang isteri, juga penyebabnya adalah ketersinggungan suami ketika ditanya sang isteri, “Kamu bisa biayai hidup saya sebulan berapa, kalau saya sudah tak menyanyi lagi? Apakah kamu sanggup membiayai hidup saya?” begitu katanya. Mudah-mudahan ada hikmah yang bisa diambil dari kisah artis terkenal itu, untuk bertanya kepada diri : dari mana kita berasal, apa yang sudah kita kerjakan dan mau kemana kita nantinya..


Jakarta, 28 April 2010.
-Meita-

Seandainya aku seperti dia..



Ketika ajang pesta penghargaan untuk para artis digelar, baik itu Academy Awards, Grammy Awards, Golden Globe Awards, dan lain sebagainya. tentu mata kita terkesiap melihat gemerlap dan berkilaunya para pesohor atau selebritis tampil di depan kamera atau berjalan di atas hamparan karpet merah dengan dandanan yang sangat menakjubkan. Bagaimana tidak ? mereka mengenakan busana mewah nan menawan, serta dandanan yang anggun dengan menghabiskan puluhan ribu dollar.

Namun yang bisa membuat iri kaum perempuan sedunia adalah apabila para Bintang Hollywood itu dinominasikan dalam acara penghargaan maka selain nama mereka makin terkenal, juga para desainer akan berlomba meminjamkan bahkan memberikan koleksi mereka dengan percuma. misalnya ada yang menggunakan Dress Lanvin 10.000 dollar, Perhiasan Fine Chanel 100.000 dollar, Sepatu Stuart Weitzman 345 dollar, jam tangan 5000 dollar, Cincin H Stern 7700 dollar dan lain-lain. Lalu melangkah lemah gemulai diatas karpet merah sambil menebarkan senyum menawan. Bagi orang awam yang melihatnya terntu terkagum-kagum, lalu mengatakan alangkah beruntungnya mereka, seandaianya aku sepertia dia..

Kita sering takjub melihat keberadaan orang lain dengan kekayaan dan harta yang melimpah, rumah mewah, mobil super mahal, perhiasan, pakaian, dan sarana kehidupan yang menggiurkan lainnya. Tanpa sadar kita berkata, “semoga kita bisa seperti dia.. betapa beruntungnya dia..”

Teringat kisah pada zaman Nabi Musa terdapat seorang laki bernama Qorun yang memiliki. keduniaan harta yang banyak dan melimpah. Pada masa itu banyak sekali orang yang sangat berkeinginan untuk hidup kaya seperti Qorun seperti difirmankan oleh ALLAH dalam AL Quran :

“Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar“ (QS 28:79).

Bisa jadi kita memandang takjub orang lain yang diberi kelebihan harta benda seperti takjubnya orang-orang pada masa itu melihat Qorun. Ketika itu Qorun berjalan dengan segala kemegahannya, lengkap dengan perbendaharaan harta, yang kunci-kuncinya sangat berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. Padahal Allah sudah mengingatkan, “janganlah kamu terlalu bangga dan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri” (Qs 28 :76)

Qorunpun ternyata harus menanggung akibatnya. Ketika dia sombong dan merasa bahwa harta yang didapatnya karena ilmu yang ada pada dirinya, bukan karunia Allah, maka Allah memberi azab dengan menenggelamkannya ke bumi. Dan orang-orang yang awalnya mengagumi Qorun berkata ,”aduhah benarlah, tidak beruntung orang yang mengingkari (nikmat Allah)”.
(Qs 28:81 dan 82).

Terlalu bangga pada kekayaan yang dimiliki, membuat kita semakin cinta dunia dan semakin lengah dari cinta kepada Allah SWT. Banyak yang menyangka bahwa harta benda dan kemewahan hidup di dunia akan membawa kebahagiaan. Sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaan. Menjadi kaya tidak salah asalkan berkah dan bermanfaat. Namun ternyata tidak semua orang kaya dan tenar itu hidup bahagia.. Baru-baru ini seorang perancang kenamaan asal Inggris Alexander Mc Queen tewas bunuh diri. Padahal dia sudah empat kali meraih penghargaan British Designer of The Year Award. Sang perancang kenamaan ini ditemukan tewas setelah menggantung diri akibat depresi mendalam ditinggal oleh sahabatnya yang juga bunuh diri.

Kekayaan dan ketenaran tidak menjamin seseorang bahagia, padahal Allah telah menjanjikan kehidupan yang jauh lebih baik di akhirat bila kita bertaqwa. Itulah sesungguhnya “award” yang harus kita kejar..


Jakarta, 30 Maret 2010.
-meita_

BBM-an

Jaman Jahiliah dan Era Barbarian sudah jauh berlalu. Kini Jamannya Fesbukiyah dan Era Blekberian. Kalau Facebook sudah biasa, Bb (Blackberry) juga sudah banyak yang punya.. tapi sekarang bisa dibilang tiada hari tanpa BBM (Blackberry Messanger). Minta nomor PIN, lalu ‘invite’, setelah di’accept’ lalu jadilah teman BBM-an. Apalagi kalau punya teman BBM Group, dari pagi sampai malam itu handset “tang ting tong” bunyi terus kalau tidak di silent. Group pun ada beberapa. Group arisan, Grop teman pengajian, Group SMA dan Group teman kuliah.

Jadi, setiap pagi begitu bangun tidur langsung menyapa teman-group dahulu: ’met pagee, morning all, selamat beraktivitas dan ucapan lain di awal hari. Gak lama kemudian ada yang chat informasi lalu lintas : “jangan lewat Cawang, ada perbaikan jalan arah Pancoran seberang SPBU, jalur tidak bisa dilintasi. Hati-hati lewat depan Univ Pancasila, ada genangan air 15-20 cm, satu jalur tidak bisa digunakan. Selain beragam informasi juga pembicaraan, bercandaan dan ‘copy-paste’ cerita lucu sampai ngobrol ngalor ngidul menemani hari-hari kita. Hidup semarak saling menyapa, saling menegur, saling berbagi informasi.. sungguh sangat menyenangkan di era informasi ini.

BerBBMan memang mengasyikkan, terkadang untuk menyelesaiakn suatu permasalahan, bisa dibahas beramai-ramai, dan saling tukar pengalaman atau informasi yang bermanfaat. Temanku cari sekolah buat anaknya yang lulus SMP, lalu langsung disambut saran dan pendapat dari teman se-group. Ketika seorang teman bermasalah karena anaknya mogok sekolah, semua teman ngasih perhatian dan mengupayakan solusi. Disini kita benar-benar seperti memiliki kebersamaan

Tapi bila terlalu banyak group “berisik” juga ya, gak sadar waktu kita tersita untuk ‘chatting’. Kalau sudah begitu, kita bisa mulai menarik diri atau ‘Leave group’. Mungkin cukup tiga group saja, misalnya teman SMA, teman kuliah dan teman pengajian. 3 Kelompok teman yang sudah dianggap seperti saudara.. saking dekatnya dan intensnya ngobrol tiada hari tanpa bertegur sapa dan cerita. Untung tidak ada masalah di keluarga, suami dan anak-anak tidak complain.. atau jangan-jangan belum ya? Ih jangan sampai deh..

Suatu ketika ada seorang teman curhat, dia merasa kesal karena suaminya lebih asyik BBM-an. Begitu bangun pagi, yang dicari HP, sarapan pun dikit-dikit lihat HP, pas pulang kantor juga asyik duduk di teras sambil BBM-an, kadang-kadang senyum-senyum sendiri.. Ketika anaknya minta ditemani renang, suami turut menemani di pinggir kolam. Lalu dilihatnya sibuk dan sibuk terus ber BBM-an. Anaknya dan dirinya sebagai isteri jarang disapa, jarang diajak ngobrol.. Dunianya adalah chatting atau ngobrol dengan teman-teman di group BBM. Begitu keluh kesah temanku. “Lah sama dong denganku”. Kataku dalam hati. “Tapi kayaknya aku gak separah itu sih”, sambil mengkoreksi diri mencari pembenaran. Untungnya suami gak pakai BB, jadi gak asyik dengan dunianya sendiri, seperti suaminya temanku itu.

Suatu hari, temanku ngajak jalan bareng ke pertemuan arisan di kawasan Pondok Indah. Sambil dijalan, dia cerita, ”eh kamu udah leave group ya?” lalu aku jawab, “iya, habis udah banyak teman chattingku.. ada teman SMA dan ada teman kuliah”. Oh begitu ya, tahu gak si Widi dan Mia hampir ‘baratayudha’ (berantem) gara-gara BBM-an. “Lah kog bisa?” tanyaku. Iya, Widi tuh lupa, dia ‘chatting-an’ dengan Dona, dia kirain ‘personal’ gak tahunya di group padahal isi chattingnya jelekin penampilan si Mia waktu ketemuan di acara resepsi, katanya dandanannya ‘kamse’.. dan lain-lain obrolan yang gak jelas yang sepertinya menyudukan si Mia”. Terus gak lama ada chat masuk dari Mia isinya “Hooi dasar lo Wid, Gengges (menjengkelkan) !” dengan ditambah gambar emoticon ‘angry’. Widi kaget dan lemas.. salah kirim.. maunya ngobrol pribadi.. eh malah satu group ikut dengar. Trus dibalas oleh Widi dengan gambar ‘suprised emoticon’ lalu ditulisnya, “omaigaatt, sori”. Gubrak deh, temanku ketawa ketika menceritakan itu.. Tidak berapa lama, kami sampai di tempat arisan dan menyaksikan Widi dan Dona ternyata mereka berdua sudah akrab lagi. Syukurlah rupanya sudah saling maaf memaafkan. Yah biasalah ibu-ibu, saking dekatnya jadi gak terlalu dimasukan ke hati..

Jalinan ikatan pertemanan atau persahabatan kini memang tidak bisa lepas dari kecanggihan teknologi telepon genggam. Banyak manfaat yang bisa diambil, namun janganlah membuat diri kita asyik sendiri dengan alat tersebut hingga melupakan keadaan sekitar. Dunia real yang harus dihadapi ada didepan kita, ketika bersama suami/isteri dan anak-anak. Jangan sampai mereka merasa terabaikan dan jangan sampai ketika duduk di meja makan, ibu, bapak, dan anak-anak masing-masing memegang handphone dan asyik bertegur sapa diluar sana, tapi tidak menyadari sedang duduk bersama keluarga untuk menyantap hidangan..

Tiba-tiba Hpku berbunyi yang menandakan ada pesan BBM masuk. Kubuka dari teman group pengajian, isinya “Besyukurlah atas karunia dan nikmat yang Allah berikan kepadamu. Jangan sia-siakan waktu, sesungguhnya hidup kita di dunia amat teramat singkat dibandingkan kehidupan di akherat kelak, dan semua pekerjaan yang kau lakukan maupun yang tidak kau lakukan semuanya tidak luput dari kesaksian Allah SWT. “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan, tidak membaca suatu ayat Al Quran, dan tidak pula mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu, biarpun sebesar zarrah (atom), baik di bumi maupun di langit... (Qs10 :61)”. Kutarik napas dalam-dalam, terima kasih ya Allah.. terimakasih atas anugerahMu.. Kau berikan teman-teman yang baik untukku agar saling mengingatkan dan saling menasehati satu sama lain.

Jangan Tunda Untuk Bahagia














-Catatan Pengajian As-Sakhoya-

Setiap insan berhak bahagia, karena bahagia adalah suatu pilihan, bukan ketetapan. Didalam Al Quran, “bahagia” sering diistilahkan dengan “beruntung”. Namun untuk mewujudkannya, tergantung dari sikap hidupnya, apakah baik atau tidak. Jadi, mengapa harus menunggu untuk mendapatkan kebahagiaan? Apakah harus tunggu sampai pensiun, anak-anak sudah bekerja atau menikah? Atau “target” lainnya?

“Sungguh beruntung orang yang mensucikan dirinya (dengan beriman) dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia sholat.” (Qs 87 : 14-15). Makna mensucikan diri adalah membuang segala pikiran negatif dan senantiasa istiqomah (teguh pendiriannya dalam mnyembah Allah SWT). “Sesungguhnya orang-orang yang berkata “Tuhan kami adalah Allah” kemudian istiqomah, tidak ada rasa khawatir pada mereka dan tidak pula bersedih hati.” (Qs 46 :13)

Belakangan ini ada suatu kecenderungan yang sangat tidak layak untuk ditiru. Yakni bunuh diri di pusat keramaian atau pusat perbelanjaan. Data dari Litbang Kompas, bahwa pelaku bunuh diri sebagian besar berusia antara 25-35 tahun dan faktor utamanya adalah masalah ekonomi. Beban kehdiupan yang terasa berat dan masalah-masalah lainnya membuat sesorang putus asa dan menyelesaikannya dengan cara yang tragis, yakni bunuh diri. Virus putus asa ini seakan menyebar.. menyebabkan orang sekelilingnya cenderung ikut putus asa bila ada masalah dan akhirnya bunuh diri..

Menurut Ustadz Ali Nurdin dalam tausyiahnya di Pengajian Assakhoya, bahwa putus asa terjadi bukan karena beratnya masalah tetapi karena salah merespon masalah. Bila seseorang ditimpa masalah, janganlah merasa sendirian, dia harus yakin bahwa ada kasih sayang Allah dalam masalah berat yang dihadapinya. Sumber kebahagiaan yang hakiki ada dalam agama dan keluarga. Ketika seseorang merasa bahwa dirinya mendapatkan limpahan kasih sayang Allah, tetap dalam keimanannya dan mendapatkan dukungan serta perhatian dari keluarga, maka sebesar apapun masalah yang dihadapi, dia tetap tegar dan tidak berputus asa. Karena memang seorang yang beriman seharusnya tidak akan bersedih hati. “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman.” (Qs 3 : 139).

Mengenai faktor ekonomi sebagai penyebab bunuh diri, terjadi karena sesorang terpengaruh oleh bujukan syeitan yang mempengaruhi pikirannya sehingga merasa tidak ada jalan keluar dari masalah himpitan ekonomi yang dihadapinya. “Syeitan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. (Qs 2 : 268). Oleh karena itu janganlah kita mengikuti langkah-langkah syeitan yang menyuruh melakukan perbuatan yang keji dan mungkar (Qs 24 :21).

Ada beberapa formula yang patut disimak bagi seseorang yang dilanda kesulitan agar mendapatkan pertolongan Allah :

1. Memohon pertolongan dengan sabar dan shalat. (Qs 2 : 153)
Terkadang kita melakukan perbuatan, baik secara sadar atau tidak, namun perbuatan tersebut merugikan diri sendiri. Yang akhirnya membuat “buntu” jalan pikiran kita. “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri” (Qs 10 : 44). Oleh karena itu kita harus introspeksi dan memohon ampun kepada Allah, bersabar dan mendirikan sholat. Meyakini bahwa ada solusi dari permasalahan yang dihadapi, karena sesungguhnya Allah tidak akan menguji diluar kesanggupan kita, asalkan kita bersungguh-sungguh untuk berusaha dan mencari jalan yang terbaik yang di Ridhoi Allah. “Dan orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan Kami, Kami akan tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah beserta orang yang berbuat baik.” (Qs 30 : 69). Yang jangan dilupakan adalah Introspeksi diri, agar menyadari kesalahan dan memperbaikinya. Karena Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Qs 13 : 11).

2. Banyak membaca dan merenungi Al Qur’an terutama surat Al Insyirah (94) yang intinya adalah bersama kesulitan ada kemudahan. Jadi bila ada persoalan tentu ada solusinya. Karena sesungguhnya Allah SWT sangat memuliakan manusia diatas makhluk ciptaan-Nya yang lain, dengan memberikan rezeki dan kelebihan yang sempurna. (Qs 17 : 70).

3. Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.
Seseorang yang percaya bahwa Allah akan memberikan rezeki, maka dia tidak boleh menafikan usaha atau ikhtiar untuk melakukan yang terbaik. Sabar adalah suatu sikap agar terus berusaha melakukan yang terbaik. Ungkapan “sabar ada batasnya” adalah indikasi bahwa orang tersebut tidak sabar. Ketika kita sudah berusaha namun tetap belum berhasil, maka tetap berupaya dan meyakini bawa Allah bersama kita. “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. (Qs 10:40)

4. Banyak beribadah dan berdoa.
Ibadah, terutama sholat mutlak harus dijalankan, karena Tuhan tidak akan mengindahkan kamu kalau tidak karena ibadahmu. (Qs 25 : 77) Dan teruslah berdoa, serta meyakini bahwa doa kita dikabulkan Allah. Ingat kisah Nabi Zakaria yang terus meyakini doanya akan dikabulkan meski keadaan fisiknya (dalam pikiran manusia) tidak memungkinkan untuk memperoleh anak. Intinya adalah kita tidak boleh kecewa dalam berdoa, karena Nabi Zakaria pun demikian (Qs 19 : 4).

5. Tawakal (berusaha tapi pasrah kepada Allah). Jangan banyak berkeluh kesah, menerima apa adanya dan terus berusaha keras. Manusia memang cenderung berkeluh kesah (Qs 70:19), tapi tetap tawakal menyerahkan semua urusan kepada Allah sambil terus berusaha. “Dan bertawakallaj kepadaNya. Dan sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan”.

Semoga Allah SWT memberi kita petunjuk untuk meraih kebahagiaan, baik di dunia dan (terutama) di akhirat kelak.





Jakarta, 18 Januari 2010.
-meita-

Its Me

Ketik Reg Spasi Jodoh ? Oh No !



Belakangan ini sering terlihat di televisi atau media cetak, iklan mengenai peruntungan. Ada yang menawarkan konsultasi tentang pekerjaan berdasarkan weton, ada yang meramalkan nasib.. dan ternyata ada juga yang meramalkan jodoh.. Sang peramal yang terkenal dengan sebutan peramal cinta, konon bisa mengetahui apakah seseorang berjodoh dengan pasangannya atau tidak. Caranya cukup mudah, ketik Reg Spasi Jodoh lalu kirim ke operator sekian.. sekian.. maka anda akan mengetahui.. apakah si dia benar-benar jodoh anda.. Apakah ada yang mengirim SMS? ternyata, banyak.. Ada sekitar 300.000 SMS. Dalam sebuah koran, pernah diberitakan bahwa SMS semacam itu, baik konsultasi pekerjaan (berdarkan weton), ramalan nasib, ataupun jodoh dengan tarif sekali SMS rata-rata Rp2000, maka operator bisa mendapatkan Rp 300juta setelah dibagi dua dengan sang peramal..



Sungguh tidak logis, hanya dengan SMS lalu hitung-hitungan terus nasib kita tertera di layar handphone. Apakah SMS itu maha kuasa dan maha mengetahui? Maaf, kasihan orang yang sedang putus asa, dan ingin segera memperbaiki nasib, bisa jadi nasibnya tidak berubah, atau belum dapat jodoh.. padahal sudah mengeluarkan banyak uang untuk “Ketik Reg Spasi Nama” lalu kirim ke operator berkali-kali..
Allah SWT menganugerahkan akal dan pikiran agar kita dapat berpikir. Bila tidak, bukankah seperti kembali ke masa jahiliyah, dimana orang percaya dan menyembah berhala seperti patung yang notabene adalah benda mati. Apakah derajat kita mau disamakan atau bahkan lebih rendah dari benda mati tersebut? Demikian juga dengan SMS ramalan.. apakah kita percaya dengan SMS itu, padahal yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui hanyalah Allah SWT semata.

Beberapa peramal mungkin saja diberi pengetahuan dan kelebihan, meski tidak semua ramalannya benar. Namun ada juga yang cuma akal-akalan saja. Sebagai manusia yang beriman, hendaklah kita meyakini apa yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW tatkala menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang Iman :
“Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-RasulNya, dan kepada Hari akhir, serta Engkau percaya kepada TaqdirNya yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim).

Dengan keyakinan itu, terutama meyakini taqdir maka hendaklah kita menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT. “Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi” (Qs Al Hajj 22 : 70). “Dia-lah Allah, yang Tiada Tuhan selain Dia. Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Qs Al Hasyr 59: 22).

Dalam sebuah majalah wanita terkemuka dibeberkan beberapa ramalan di tahun 2009 yang ternyata tidak terbukti. Misalnya ramalan ahli supranatural yang meramalkan bahwa Pemilu 2009 gagal. Nyatanya, meski ada hambatan dan banyak kekurangan tapi tetap terwujud. Ada ahli penerawangan yang meramal tentang “Nasib Artis di Tahun Kerbau, 2009” yang mengatakan bahwa ada pasangan artis yang akan bercerai secara baik-baik (sambil disebutkan namanya). Kenyataannya, meski benar bercerai, tetapi tidak secara baik-baik, bahkan si isteri mengajukan suaminya ke pihak yang berwajib karena kasus KDRT”. Dan beberapa ramalan lainnya yang terbukti tidak benar, padahal dikemukakan oleh peramal terkenal.

Kembali ke “Ketik Reg Spasi Jodoh”, si peramal cinta pun ternyata tidak sepenuhnya tahu tentang jodoh sejatinyanya. Dalam suatu wawancaranya dikatakan, bahwa dia sudah tahu jodohnya sendiri sebelum bertemu dengan calon suaminya, termasuk nama dan ciri-cirinya lalu akhirnya menikah.. namun, dirinya juga tahu akan bercerai.. yang akhirnya terbukti bercerai.. Lah kalau begitu gak jodoh dong ya ?

Jadi, percayakanlah segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Insya Allah bila kita memperkuat iman, berusaha dan hanya memohon kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. "..Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Qs Al Baqarah 2 : 216).

Jakarta, 11 Januari 2009
-meita-