Indahnya Bulan Ramadhan
Ketika memasuki Bulan Ramadhan, banyak yang suka cita. Tapi ada pula yang bermuram durja, karena berbagai kegemarannya disiang hari dibatasi. Tidak boleh makan minum serta harus menjaga sikap dan perilaku. Bagi yang menyambut Bulan Ramadhan dengan suka cita, tentu memiliki rencana yang penuh hikmah. Mengingat Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh Rahmat dan Ampunan dari Allah SWT, sehingga ada yang mempersiapkan untuk Tadarus, Tadabur, Taraweh, I’tikaf dan kegiatan ibadah lainnya. Majelis Taklim menyelenggarakan tadarus hingga khatam Al Qur’an. Sekolah-sekolah menyelenggarakan Program pesantren Ramadhan, Kantor-kantor menyelenggarakan buka puasa bersama dilanjutkan dengan Sholat Taraweh. Ustadz didatangkan untuk mengisi tausyiah. Komunitas atau perkumpulan-perkumpulan, alumni sekolah, alumni universitas hampir semua menyelanggarakan Bukber alias Buka Bersama. Sungguh meriah melaksanakan kegiatan di Bulan Ramadhan.
Bukan saja kegiatan, tetapi penampilan diperbaharui. Banyak yang “tiba-tiba” berjilbab, ada yang berkerudung, ada yang menggunakan busana muslim, baju koko dll. Televisi pun penuh dengan program Ramadhan. Sinetron Nuansa Islami, Tausyiah ustadz menjelang Maghrib, bahkan presenter yang tadinya tidak pakai jilbab, “terpaksa’ mengenakannya” sesuai dengan tema acara yang diasuhnya. Subhanallah. Indahnya puasa di Bulan Ramadhan. Acara sahur di televisi juga sangat meriah, namun sayangnya lebih banyak diisi dengan program lelucon atau lawak. Mungkin sebagian ada yang suka tayangan meriah disaat sahur, tapi banyak juga yang menyukai tayangan pembahasan topik-topik Islam dengan nara sumber yang ahli dibidangnya yang penuh dengan kata-kata bijak dan nasehat bermakna. Radio banyak melantukan lagu-lagu Islami, Nasyid atau Shalawat.
Pesan singkat lewat SMS atau Chatting BB banyak berisi doa, kisah teladan atau kutipan tausyiah (nasehat) penuh makna. Saling ingat mengingatkan dan saling nasehat menasehati. Setiap hari ada yang mengirim doa Ramadhan dari hari ke hari, lengkap dengan artinya, misalnya : Doa hari ke 20 Ramadhan. Allahuma(f)tah lii fiihi abwaabal jinaan, wa aghlik ‘anni fiihi abwaaban niiran, wa waffiqni fiihi litilawatil Qur’an, ya Munzilas rakiinati fii Quluubil Mukmininn. Artinya : Ya Allah bukakan untukku dalam bulan ini pintu-pintu surga. Tutupkan bagiku di bulan ini pintu-pintu neraka, sukeskan aku di bulan ini untuk membaca Al Qur’an, duhai Yang Maha menurunkan kedamaian pada hati orang-orang yang beriman. Amiin Ya Robbal Alamiin.
Badan Amil Zakat, lembaga panti asuhan dan lembaga sosial lainnya mengirimkan pesan baik lewat sms maupun surat, mengingatkan para pembayar zakat agar jangan lupa membayar zakat, infaq dan sadaqah yang dapat disalurkan melalui institusi mereka. Masjid-masjid juga mengumumkan bahwa mereka bersedia menyalurkan zakat dari para jamaah.
Pada sepuluh malam terakhir, banyak melakukan I’tikaf di Masjid, yakni berada di masjid, dalam keadaan suci (berwudhu), diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah, baik membaca Al Qur’an, berdzikir maupun melakukan sholat-sholat sunnah. Pada malam-malam ini, nabi menyarkankan kita agar banyak-banyak membaca doa “Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fuanni’ (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau senang memaafkan insan-insan yang berlumuran dosa, maka maafkanlah dosa-dosaku Ya Allah).
Subhanallah, indahnya Bulan Ramadhan. Puasa di Bulan Ramadhan merupakan jalan yang harus kita tempuh dalam rangka proses pensucian diri dan pembersihan kalbu. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, melainkan dapat mencegah pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan organ tubuh lainnya dari perbuatan dosa.
Salah satu kenikmatan orang yang berpuasa adalah ketika tiba saatnya berbuka puasa.. nikmatnya tak tergantikan, setelah berdoa dan meneguk segelas teh panas.. atau segelas es kelapa muda, hmm.. terasa begitu melegakan tenggorokan. Undangan ifthar (berbuka puasa) baik di rumah kerabat, restoran, bahkan hotel acap kali berdatangan. Namun yang luar biasa nikmat adalah ketika kita berada di rumah sendiri, bersama keluarga. Yang tidak boleh dilupakan adalah tetangga. Tetangga sering kali mengirim makanan berbuka, misalnya tajil berupa kolak, kue-kue dan lain, lalu dibalas dengan mengirimnya minuman segar, es kelapa muda, keesokan harinya tentangga lain mengirimi panganan soto ayam. Masya Allah saling berbagi antar tetangga, saling kirim makanan dan minuman untuk berbuka puasa menjadi warna tersendiri dari indahnya menunaikan puasa di Bulan Ramadhan.
Tetangga merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan. Seringkali kita berbuka puasa memenuhi undangan kerabat, namun lupa tentangga, juga lupa para petugas keamanan lingkungan, petugas sampah dan lain-lain. Nabi bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa sedang pahala orang yang berpuasa tidak dikurangi sedikitpun”. Dalam Hadits yang lain, Nabi bersabda, tidak sempurna iman seseorang yang makan kenyang, sementara tetangganya kelaparan”.
Sepuluh malam terakhir di Bulan Ramadhan, banyak yang semakin tekun dalam beribadah namun ada juga yang semakin bergairah menyambut hari kemenangan, Idul Fitri. Para remaja putri dan ibu rumah tangga sibuk membuat kue-kue kering, ada yang sibuk mencari baju dan sepatu baru, ada yang mengganti perabotan rumah tangga dengan yang baru, menghiasai rumah, menata rumah.. sungguh semua untuk keindahan dan rasa suka cita menyambut datangnya hari kemenangan. Namun hendaknya jangan mengabaikan kekhusyuan beribadah, mengingat malam 10 hari terkahir adalah malam dimana diturunkannya Lailatul Qodar, yakni malam kemuliaan. “Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Qs Al Qadar 1-5)
Setelah 30 hari melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan, maka akan tiba hari kemenangan. 1 Syawal adalah hari kita merayakan kemenangan, dalam arti kita kembali pada kesucian atau fitrah setelah melalui pergulatan ibadah selama Bulan Ramadhan. Hendaknya kita banyak bersyukur atas segala karunia dan nikmat yang diberikan Allah SWT sehingga dapat melalui Bulan Ramdhan yang indah ini. Insya Allah.
Jakarta, 21 Ramadhan 1431 H
-meita-