Pemuja Kecantikan



“Ya. Harus ku akui, aku memang dihinggapi hasrat untuk terus menjadi cantik. Aku ingin terus dan terus cantik. Sempurna dan seksi.” Demikian pengakuan seorang artis ternama dalam buku biografi yang berkisah tentang rahasia dalam kehidupannya. Dalam buku tersebut juga dikisahkan tentang kecanduannya untuk melakukan operasi plastik yang menghabiskan sampai ratusan juta untuk kelangsingan tubuhnya. Selain itu untuk kecantikan wajahnya, dia melakukan suntik vitamin C, plasenta, kolagen hingga botox. Cara ini dilakukan untuk menghilangkan kerutan, kulit kusam juga agar lebih kencang, bercahaya dan bisa lebih percaya diri saat tampil di atas panggung.

Dalam buku setebal 360 halaman itu sang artis mengaku telah melakukan dua kali operasi di luar negeri. Pertama di Bangkok pada 2004. Operasi ini untuk mengencangkan payudara yang dianggapnya sudah kendor, setelah melahirkan dua buah hatinya. Saat itu dilakukan penanaman implant. Meski sakit luar biasa, tapi hasil operasi membuatnya puas. Operasi kedua, penghilangan lemak perut dengan liposuction dan tummy tuck. Juga mengganti implant dalam payudaranya. Ini dilakukan di RS Mount Elizabeth Singapura, pada Oktober 2008. “Walau suaminya mulanya tidak menyetujui, tapi dia akhirnya yang mengantarkan kesana.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk operasi plastik? Dari slip pembayaran yang juga dimunculkan dalam buku itu, biayanya mencapai S$ 16.606.40 atau hampir Rp 100 juta dengan kurs Rp 6 ribu per S$ untuk sekali operasi di Mount Elizabeth.

Kecantikan memang hal yang didambakan oleh hampir setiap wanita. Meski bisa dikatakan tergolong cantik, namun upaya agar terus dan semakin cantik tetap diupayakan. Kecenderungan ini menambah semakin gencarnya promosi industri kecantikan, seperti krem pemutih, krem anti keriput, pelembab kulit, dsb. Perawatan wajahpun dilakukan, baik facial dengan serbuk kristal, emas atau bahkan berlian.. Belum lagi untuk rambut, agar bercahaya, agar lembut, agar “jatuh”. Dan tidak cukup warna hitam, tapi juga diberi ‘highlight’ atau diubah warnanya dan yang keriting diluruskan atau sebaliknya..



Sungguh repot, tapi bagi pemuja kecantikan, semua ditekuni untuk mendapatkan cantik ideal yang seakan-akan sudah ada patokan standarnya : langsing, putih, mulus, rambut lurus dsb. Berupaya untuk cantik atau mempertahankankan kecantikan tidak salah.. karena sebagai manusia tentu kita ingin tampil indah dan menarik. Bukankah semua itu merupakan anugerah Allah yang harus kita pelihara? “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nyalah kembali(mu)” (Qs At Tagaabun 64 :3)

Bila dilihat dari ayat diatas, diakhir kalimat dikatakan bahwa “hanya kepada-Nyalah kembali(mu)”. Jadi betapapun cantik atau bagusnya wajah kita, tapi cepat atau lambat akan mengalami kematian, sehingga kita harus bersiap-siap untuk menghadapinya sebab kita tidak tahu kapan kematian itu akan tiba. Bahkan belum sampai tua, bila ajal menjemput seseorang dapat mati dimana dan kapan saja. Ironisnya seringkali seseorang teramat asyik memelihara kecantikan, bahkan menghabiskan waktu berjam-jam atau berhari-hari dengan mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta tapi lupa mempersiapkan bila kematian itu tiba. Padahal di akherat kita tidak ditanya apakah tubuh kita langsing atau tidak, apakah kulit kita putih atau tidak.. “Tetapi mereka akan ditanya tentang empat perkara : tentang umurnya, untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan. Tentang ilmunya, apa yang sudah dibuat dengannya” (Al Hadits).

Hidup manusia yang sementara ini harus diupayakan untuk mendapatkan keberkahan dan berada dalam jalan yang di Ridhoi-Nya. Terkadang, seseorang sibuk mencari dan mencari.., baik kemewahan, kemasyhuran dan kecantikan/ketampanan sehingga lupa hakekat hidup di dunia ini.. Dan ketika apa yang diinginkan di dunia tercapai.. seringkali lupa dan sombong..

Kembali pada sang artis pemuja kecantikan. Banyak renungan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisahnya. Kecantikan dan kemasyhurannya tidak membuat dirinya bahagia. Dengan berurai air mata, dia mengumumkan perceraian dengan suaminya. Dan ketika suaminya menjelaskan alasannya menceraikan isterinya, selain karena perselingkuhan sang isteri, juga penyebabnya adalah ketersinggungan suami ketika ditanya sang isteri, “Kamu bisa biayai hidup saya sebulan berapa, kalau saya sudah tak menyanyi lagi? Apakah kamu sanggup membiayai hidup saya?” begitu katanya. Mudah-mudahan ada hikmah yang bisa diambil dari kisah artis terkenal itu, untuk bertanya kepada diri : dari mana kita berasal, apa yang sudah kita kerjakan dan mau kemana kita nantinya..


Jakarta, 28 April 2010.
-Meita-

Seandainya aku seperti dia..



Ketika ajang pesta penghargaan untuk para artis digelar, baik itu Academy Awards, Grammy Awards, Golden Globe Awards, dan lain sebagainya. tentu mata kita terkesiap melihat gemerlap dan berkilaunya para pesohor atau selebritis tampil di depan kamera atau berjalan di atas hamparan karpet merah dengan dandanan yang sangat menakjubkan. Bagaimana tidak ? mereka mengenakan busana mewah nan menawan, serta dandanan yang anggun dengan menghabiskan puluhan ribu dollar.

Namun yang bisa membuat iri kaum perempuan sedunia adalah apabila para Bintang Hollywood itu dinominasikan dalam acara penghargaan maka selain nama mereka makin terkenal, juga para desainer akan berlomba meminjamkan bahkan memberikan koleksi mereka dengan percuma. misalnya ada yang menggunakan Dress Lanvin 10.000 dollar, Perhiasan Fine Chanel 100.000 dollar, Sepatu Stuart Weitzman 345 dollar, jam tangan 5000 dollar, Cincin H Stern 7700 dollar dan lain-lain. Lalu melangkah lemah gemulai diatas karpet merah sambil menebarkan senyum menawan. Bagi orang awam yang melihatnya terntu terkagum-kagum, lalu mengatakan alangkah beruntungnya mereka, seandaianya aku sepertia dia..

Kita sering takjub melihat keberadaan orang lain dengan kekayaan dan harta yang melimpah, rumah mewah, mobil super mahal, perhiasan, pakaian, dan sarana kehidupan yang menggiurkan lainnya. Tanpa sadar kita berkata, “semoga kita bisa seperti dia.. betapa beruntungnya dia..”

Teringat kisah pada zaman Nabi Musa terdapat seorang laki bernama Qorun yang memiliki. keduniaan harta yang banyak dan melimpah. Pada masa itu banyak sekali orang yang sangat berkeinginan untuk hidup kaya seperti Qorun seperti difirmankan oleh ALLAH dalam AL Quran :

“Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar“ (QS 28:79).

Bisa jadi kita memandang takjub orang lain yang diberi kelebihan harta benda seperti takjubnya orang-orang pada masa itu melihat Qorun. Ketika itu Qorun berjalan dengan segala kemegahannya, lengkap dengan perbendaharaan harta, yang kunci-kuncinya sangat berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. Padahal Allah sudah mengingatkan, “janganlah kamu terlalu bangga dan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri” (Qs 28 :76)

Qorunpun ternyata harus menanggung akibatnya. Ketika dia sombong dan merasa bahwa harta yang didapatnya karena ilmu yang ada pada dirinya, bukan karunia Allah, maka Allah memberi azab dengan menenggelamkannya ke bumi. Dan orang-orang yang awalnya mengagumi Qorun berkata ,”aduhah benarlah, tidak beruntung orang yang mengingkari (nikmat Allah)”.
(Qs 28:81 dan 82).

Terlalu bangga pada kekayaan yang dimiliki, membuat kita semakin cinta dunia dan semakin lengah dari cinta kepada Allah SWT. Banyak yang menyangka bahwa harta benda dan kemewahan hidup di dunia akan membawa kebahagiaan. Sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaan. Menjadi kaya tidak salah asalkan berkah dan bermanfaat. Namun ternyata tidak semua orang kaya dan tenar itu hidup bahagia.. Baru-baru ini seorang perancang kenamaan asal Inggris Alexander Mc Queen tewas bunuh diri. Padahal dia sudah empat kali meraih penghargaan British Designer of The Year Award. Sang perancang kenamaan ini ditemukan tewas setelah menggantung diri akibat depresi mendalam ditinggal oleh sahabatnya yang juga bunuh diri.

Kekayaan dan ketenaran tidak menjamin seseorang bahagia, padahal Allah telah menjanjikan kehidupan yang jauh lebih baik di akhirat bila kita bertaqwa. Itulah sesungguhnya “award” yang harus kita kejar..


Jakarta, 30 Maret 2010.
-meita_