Millenium Development Goals

Rakyat Indonesia Masih Miskin !



Seorang pria menulis di Surat Pembaca harian ibukota. Katanya, bagaimana mungkin, negara Indonesia yang kaya raya sumber daya alam ini ternyata masih banyak penduduknya yang tergolong (digolongkan) miskin hingga mencapai 13,33 persen (31,2 juta orang). Padahal, pertumbuhan ekonomi membaik, iklim investasi kondusif.

Memang benar kalau melihat tanah air kita yang subur, dengan kata-kata yang indah laksana untaian zamrud di khatulistiwa, hijau royo-royo, gemah ripah lohjinawi rasanya seperti tak mungkin, tapi ternyata..? hmm bagaimana tidak, Sumber Daya Alam (SDA), seperti gas yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, justru di ekspor untuk memenuhi permintaan negara-negara maju, sementara kita sendiri kekurangan dan harus membeli dari pasar dunia yang harganya mahal. Padahal kalangan industri dan PLN sangat membutuhkan gas, seperti dilansir Kompas, 21/9.

Wajah kemiskinan tidak hanya di desa yang tak tersentuh dengan roda pembangunan, tapi banyak terdapat di kota-kota besar. Selain SDA dikeruk, gagal panen atau alasan lain, lalu mereka hijrah ke kota mengadu nasib, tanpa modal, tanpa pendidikan memadai, tanpa keterampilan untuk mengais rejeki. Urbanisasi tak terbendung, kota semakin padat dan banyak orang yang hidup dengan kondisi memprihatinkan, tinggal di daerah padat dan kumuh. Berdasarkan angka dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia, pada tahun 2009 sekitar 53 persen penduduk Indonesia menumpuk di perkotaan. Hal itu berarti separuh penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Padahal kota memiliki daya dukung lingkungan dan daya serap ekonomi terbatas, sehingga banyak pengangguran yang akhirnya orang tersebut menjadi miskin karena tidak berdaya.

Pada tahun 2000, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mencanangkan Deklarasi Milenium, MDG yang merupakan kesepakatan Internasional untuk meningkatkan kesejahteraan ratusan juta manusia di muka bumi. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yang terdiri dari 8 tujuan :
1. Menanggulangi Kelaparan dan Kemiskinan
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
3. Mendorong Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Wanita
4. Mengurangi Angka Kematian anak
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
6. Mengurangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya.
7. Melindungi Kelestarian Lingkungan
8. Meningkatkan Kerjasama Global Soal Pembangunan

Setelah 10 tahun yang lalu dicanangkan oleh PBB, kini tahun 2010 akan digelar pertemuan tingkat tinggi PBB, dimana setiap negara harus menyiapkan laporan, untuk melihat perkembangan pencapaian agar sasaran dapat tercapai tahun 2015. Pertemuan yang berlangsung di New York, Bulan September ini bertajuk “We Can End Poverty 2015. Semua pihak harus menjaga janji (keeping the promise). Begitu penegasan Ban Ki Moon dalam kata pengantarnya.


Saat ini Indonesia memilih menetapkan ambang batas kemiskinan pada pendapatan 1 dollar AS per hari per orang. Dari hasil sensus penduduk, jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 1990 15,1 persen (27,7juta orang). Tahun 2009, kemiskinan 14,15 persen (32,5juta orang). Tahun 2010 angka kemiskinan 13,33persen atau 31,02 juta penduduk miskin (BPS per Maret 2010). Dengan angka tersebut, maka kemiskinan hanya turun 1 persen selama periode 1990-2010.

Menurut Lembaga Demografi FE UI, selama hampir 20 tahun, presentasi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan cenderung tidak berubah. Angka tersebut kalau standarnya 1 Dollar per hari. Tapi, kalau 1,5 Dollar per hari jumlahnya mencapai57 persen atau 66 persen atau lebih dari 100 juta per hari, kalau ukurannya 2 dollar per hari.

Kemiskinan seperti mata rantai yang sambung menyambung, salah satunya populasi penduduk yang kian bertambah, usia produktif dengan tingkat pendidikan yang rendah, penyediaan lapangan pekerjaan dan sebagainya. Para pengamat berpendapat, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi di Indonesia terjadi karena salah urus. Tata kelola pemerintahan yang tidak efektif dan efesien serta birokrasi yang korup. Hal ini menghambat proses kemajuan.

Memang benar perilaku korupsi pejabat, menyengsarakan rakyat. Kasihan, negara kita sudah miskin, korup pula. Benar kata si penulis surat pembaca diatas, bahwa selain miskin ekonomi, tetapi juga miskin akhlak, etika dan moral. Bangsa Indonesia menjadi terpuruk. Padahal kita merdeka sudah 65 tahun yang lalu.



Jakarta, 23 September 2010
-meita-
0 Responses