Bachelorette



Bachelorette.. alangkah “indahnya” menjadi Ali Fedotowsky (perempuan), memilih 1 diantara 25 kontestan pria gagah tampan untuk menjadi suaminya.. satu demi satu diseleksi.. tiap-tiap pria mendapat giliran untuk berkencan dengan Ali, berusaha menumbuhkan rasa cinta dihatinya.. Bila Ali suka, maka si pria mendapat setangkai mawar merah tanda bahwa dirinya sudah terseleksi.. Satu demi satu tersingkir, kencanpun dilalui hingga ke manca negara, yakni Turki dan Portugal. Sampai tersisa 3 kaontestan. Dan berakhir di Hawaii, dimana Ali harus bergilir melakukan “pra-bulan madu” dengan para finalis. Mereka bersaing bukan untuk mendapat gelar juara.. tetapi untuk mendapatkan isteri, bahkan peringkat 4 besar, harus memperkenalkan keluarganya, dengan membawa Ali sang calon isteri berkunjung ke kampung halamannya. Ali pun harus pindah dari pelukan pria yang satu ke pelukan pria yang lain untuk merasakan apakah ada getaran cinta dihatinya terhadap salah satu pria.. Meski ini hanya acara televisi di Amerika, tapi ini adalah sebuah reality show, dimana nantinya sang pemenang benar-benar melamar gadis pujaannya untuk dijadikan isteri, meskipun tahu bahwa calon isterinya merupakan “piala” rebutan pria-pria lain pesaingnya. Akhirnya Ali menjatuhkan pilihan pada Roberto Martinez yang telah melamarnya menjadi isteri setelah medapatkan mawar merah terakhir. So sweet..

Nonton acara seperti ini, seru, gemas dan deg-degan.. Kita jadi ikut-ikutan khawatir.. bila calon yang kita suka ternyata harus tersingkir.. “Halah..? Ini apa-apaan sih kata suami yang melihat ketekunanku menyaksikan acara tersebut pagi dan malam hari..” “Ini acara kompetisi cinta”, jawabku sekenanya, “yang penting acara ini menghibur,” begitu dalam hatiku. Tapi lama-lama jadi berpikir kok bisa ya kompetisi cinta atau perlombaan cinta ?

Cinta memang ada dalam setiap aspek kehidupan manusia, bahkan tak pernah habis menjadi buah bibir. Cinta menghiasai hari-hari mereka di dunia. Sebagian besar menjadikan cinta sebagai pengalaman terindah yang sulit untuk dilupakan. Kenangan dimasa lalu ketika duduk di bangku sekolah hingga kuliah tak luput dari kisah cinta. Sungguh bersyukur bila kita dianugerahi rasa cinta. Roman percintaan seperti membuai kita menjadi terlena.. dari kisah Romeo dan Juliet, Laila dan Qais Majnun, Roro Mendut dan Ponocitro, hingga yang terkini Pangeran William dengan Kate Middleton. Tidak saja kisah roman percintaan, lagu-lagu dan film bertema cinta sangat banyak mengilhami para seniman, yang membuat kita hanyut dan larut terbawa oleh kisah dan peran yang dibawakan.

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalan sebuah buku tentang cinta, mengatakan bahwa cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang membuat manusia cenderung kepada kekasihnya dengan penuh rasa, gairah, kelembutan dan kasih sayang. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan agar satu sama lain merasa tenteram dan dijadikanNya rasa kasih sayang.. (Qs Ar Rum 30 :21)

Jadi pada hakekatnya cinta dan rasa kasih sayang adalah fitrah dalam diri setiap manusia. Namun kisah cinta tidak semua berakhir bahagia, banyak misteri yang terkadang sulit untuk dipecahkan. Layaknya bila mencintai seseorang, maka orang yang dicintai akan mencintai, tetapi kenyataannya berbeda. Pencinta tidak berhasil memiliki yang dicintainya, pecinta tanpa kekasih, bertepuk sebelah tangan, berjalan diatas awang-awang, hati terasa hampa dan kelu.

Ada sebuah kutipan puisi tentang cinta :

Dalam penantian sia-sia tak berujung
Kurasakan pilu cinta menyayat luka
Namun nikmat membalut rasa

Oh rindu dendam kekasih
Tiada terpuaskan mimpi-mimpi semusim
Hingga tabir-tabir gairah mengoyak duka


Bisa saja terjadi bila awalnya satu dengan yang lainnya saling mencintai, saling mencurahkan isi hati dan klop sehingga merasa nyaman keduanya. Namun cinta yang menggebu-gebu itu seiring dengan berjalannya waktu menjadi padam atau tidak seimbang, yang satu masih mencintai, sedangkan pasangannya seperti ingin menjauh. Bila terjadi hal ini, pihak yang lemah sering merasa patah hati dan mengalami sedih yang tak terhingga. Kata-kata menghibur dan dukungan dari orang sekitar sangat membantu bila terjadi masalah patah hati atau pustus cinta. Namun hal itu tidaklah mudah. Orang alim tentu akan menasehati bahwa kita tidak boleh mencintai orang lain melebihi rasa cinta kita kepada Allah Sang Pencipta. “But, it’s human”, begitu kata seorang teman berdalih. Terkadang, meski seseorang merasa beriman dan menjalankan ibadah, tetap saja tidak lepas dari cinta. Meski dihati ada Allah diatas segala-galanya, tapi bisa saja dihantam cobaan dan ujian yang bernama “cinta”.

Kalau sudah seperti ini yang bisa menyembuhkan hanyalah waktu, asalkan tetap terus berdizikir dan memohon jalan keluar yang terbaik dari segala persoalan, karena Allah SWT menjanjikan bawa bersama kesulitan ada kemudahan. Kesulitan tidak berdiri sendiri. Ia selalu berdampingan dengan kemudahan. Bahkan Allah mengatakan itu dengan kalimat-kalaimat pengesan seperti yang ada di Qs Al Insyirah: 1-8. Mudah-mudahan Allah SWT mengangkat beban berat yang ada di pundak seseorang dan mendapatkan jalan keluar terbaik yang diRidhoi-Nya.

Kembali ke kompetisi cinta “Bachelorette” . Uh ternyata bukan saja penontonnya saja yang sedih bila kontestan pilihannya kalah. Tapi terutama para “bachelor” yang tereliminasi lebih merasakannya. Chris, kontestan dua terakhir sebelum Ali menjatuhkan pilihan, sampai menangis meneteskan air amta. Ali mengatakan dalam sebuah wawancara, setelah beberapa kali pertemuan dan bersama-sama, ternyata hatinya lebih condong untuk Chris sebagai sahabat dan bukan sebagai kekasih. Chris mengaku sangat sedih meski pada akhirnya dia bisa menerima kenyataan.

Kenyataan memilukan terjadi pada “Bachelorette” musim sebelumnya (Season 5). Seorang kontestan yang tereliminasi di minggu kedua, Julien Hug sangat mengalami kesedihan yang luar biasa, dia gagal mendapatkan gadis pujaannya Jillian Harris. Julian dipastikan tewas bunuh diri, setelah jasadnya ditemukan tewas di California Highway. Sebelumnnya, Julien seperti sudah merasa memiliki hubungan dengan Jillian, sehingga menuliskan kata-kata “Jillian and Julien together forever”. Masya Allah. Kalau sudah begini, benar kata D’massive, “Cinta ini membunuhku..”


Jakarta, 25 Januari 2010
-Meita-