Budaya Saling Menasehati

Menyikapi Musibah

Musibah bisa terjadi kepada siapa saja. Bila ada yang tertimpa bencana, orang disekitarnya cenderung mengatakan “sabar ya..”. Lalu orang yang ditimpa musibah tersebut ada yang mengatakan “kamu gak ngerti apa yang saya rasakan”.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “Innaalilahi wa innaa ilaihi Roji’un”. (Qs 2 : 155-156) Kalimat ini adalah suatu pernyataan kembali kepada Allah. Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNyalah kamu kembali. Maknanya adalah bahwa kita harus bersabar dan menyadari bahwa sebenarnya kita “tidak punya apa-apa,” tidak saja harta benda, bahkan diri kita sendiri adalah milik Allah, jadi apabila apa yang kita anggap milik kita diambil kembali oleh Allah yang Maha Memilki, sudah seharusnya kita ikhlas dan sabar menerimanya.

Tidak ada kehilangan yang lebih besar dari rasa kehilangan orang yang kita cintai. Mau tidak mau, atau suka tidak suka, memang harus bersabar. Cuma terkadang membutuhkan suatu proses. Sudah pasti ada rasa sedih yang mendalam, hampa, sakit, bahkan pahit. Berbulan-bulan bahkan sampai beberapa tahun seseorang bisa menangis sendiri bila ditinggal orang yang dicintai, sepertinya tidak ada seorangpun yang bisa menggambarkan dalamnya kepedihan yang dirasakan bila seorang yang tercinta meninggal.

Setahun yang lalu ada peristiwa kecelakaan yang dialami oleh seseorang saat mudik yang menewaskan 11 anggota keluarganya. Semuanya tewas mulai dari ayah, ibu, ketiga adiknya, nenek, kakek, tante, om dan dua saudara sepupu. Peristiwa yang seharusnya membuat bahagia disaat Idul Fitri, berubah menjadi duka. Kisahnya dimuat disebuah majalah wanita. Dituturkan bahwa sejak musibah itu dia sering melamun mengenang indahnya kebersamaan bersama sanak keluarganya yang telah meninggal. Namun yang fatal adalah dia sempat membenci Tuhan, karena merasa bahwa Tuhan tidak adil, sehingga tak jarang ia meninggalkan shalat lima waktu, karena merasa bahwa Tuhan tidak sayang kepadanya, dan susah mengikhlaskanNya.

Bersyukur dia memiliki teman yang tidak bosan-bosannya menasehati agar bersabar, ikhlas dan tidak larut dalam kesedihan. Temannya mengajak ke pengajian, meski berkali-kali ditolak tapi dia tetap gigih, ketika ditanya apa yang membuatnya gigih? Temannya itu menjawab bahwa “semakin besar usahaku, semakin besar pahala”. Akhirnya dia mau ikut pengajian sehingga bisa tenang dan mau menerima semuanya dengan ikhlas. Perlahan dia mulai mendekati Tuhan, mengerjakan sholat dan medoakan keluarganya agar diterima disisiNya.

Dari peristiwa diatas, betapa pentingnya peran teman atau orang yang berada di lingkungan terdekatnya dalam memberi nasehat agar bersabar. Bukankah kita diharuskan saling memberi nasihat agar mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran agar kita tidak termasuk orang yang merugi (Qs 103 : 3). Kata “sabar” adalah nasehat yang harus disampaikan kepada yang terkena musibah. Yang patut diketahui adalah bahwa sabar membuahkan keuntungan yang berlipat ganda: “sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Qs 39: 10) dan “sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Qs 2 : 153). Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu (Qs 2 :45). Mereka itulah orang yang mendapat keberkatan yang sempurna dan Rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Qs 2 : 157).

Betapa besar hikmahnya dibalik musibah, bahwa Allah ternyata menyediakan hadiah imbalan ampunan dan pahala yang besar terhadap hambanya yang sabar dan disertai amal shaleh. “..orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar” (Qs 11:11). “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan, melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” (Qs 41 : 35)

Siapapun tidak ingin mengalami musibah, tapi semuanya sudah ditetapkan oleh Allah SWT kapan dan bagaimana terjadinya, meski musibah bisa saja terjadi karena kelalaian kita. Namun hendaknya kita harus tetap bersyukur, karena ada hikmah dibalik setiap musibah, dan dibalik kesulitan tentunya ada kemudahan sejauh iman masih tetap berada dalam dada. Dan bila ada teman atau kerabat kita yang berduka nasehatilah untuk bersabar, karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (Qs 90 : 17).

Untuk saudara-saudaraku di yang tertimpa musibah gempa bumi di Sumatera Barat, Jambi, Tasikmalaya dan daerah lainnya di tanah air, semoga allah SWT memberi kesabaran dan kekuatan. Berikut ini doa dari Rasulullah SAW :
“Sesungguhnya kami hanyalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepadaNyalah kita akan dikembalikan. “Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini dan berilah kepadaku gantinya dengan yang lebih baik daripadanya” (H.r Muslim)


Jakarta, 4 Oktober 2009

-meita-
Sebagai nasehat juga untuk kita semua agar sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi kedurhakaan dan sabar terhadap takdir.
0 Responses