Facebookers



“Hari geene gak punya Facebook ?” begitulah ungkapan yang ditujukan kepada sesorang yang tidak punya akun di facebook atau disingkat FB. Kesannya gak gaul. Tapi apakah orang sukses tergantung facebook? Ya gak juga sih.. Cuma dengan facebook lebih nyambung.. bisa bertemu teman kuliah, teman SMA, SMP bahkan SD. Begitu kata temanku Becky yang memang hidupnya gaul. Bagaimana tidak? Sejak ada facebook dia jadi lebih sering reunian, katanya gak nyangka bisa bertemu teman sekolah dahulu. Sebulan yang lalu, dia baru reunian dengan teman-teman seangkatannya di kampus, terus 3 minggu yang lalu baru reunian dengan teman SMA, bahkan ditambah judul wisata kuliner ke Bandung.. lalu dua minggu yang lalu reunian dengan teman SMP. “Pokoknya seru abiss”, begitu katanya.

Tak mau ketinggalan akhirnya Fiona ikutan juga di facebook. Kini dia jadi facebookers, begitu istilah untuk pemegang akun di FB. Memang benar, teman masa lalu silih berganti datang “berkunjung” ke profile. Begitu buka beranda (home) langsung ada tulisan “add friend” , ada pesannya pula .. “eh lo masih ingat gue kan? rumah gue dulu di Kompleks AL Cipete, sekarang lokasinya sudah jadi De Best. Ingat gak kita pernah ngerujak barengan setelah lulus SMP? Please confirm ya say..” begitu pesan temannya Nita.. teman masa-masa jadul dahulu. “Wow menyenangkan sekali bisa bernostalgia di dunia maya,” pikir Fiona.

Akhirnya hari-harinya diwarnai oleh FB. Pagi, siang, sore begitu ada kesempatan, buka komputer, hidupkan internet dan lalu siap klik Facebook dan Sign In. Persis seperti yang di ucapkan oleh seorang anak SD di video hasil kiriman teman lewat lewat email. Puisi yang dibacakan oleh Serafina berjudul Ibu dan Facebook kata-katanya jujur menceritakan bagaimana ibunya sehari-hari kini :

“Ibu dan Fecebook. Hubungannya erat sekali. Setiap hari, sehabis mandi selesai makan, sehabis apapun, selalu Facebook. Dalam hatiku aku berpikir, mau kemana gerangan kah dia? Notebook. Apa yang selalu ia lihat di Notebook? Facebook. Setiap hari tawanya menggema. Sampai kapankah hubungan erat antara ibu dan facebook? Mungkin sampai akhir hayatnya? Notebook akan dibawanya ke surga”.

Begitu isi syair yang dibacakan oleh seorang murid SD di atas panggung sebuah acara. Tawa gelak terdengar di video tersebut, mungkin dari para orangtua murid yang menyaksikannya.

Ya, memang kini dimana-mana kita dapat menemui facebookers, dari murid SD hingga anak kuliahan, dari ibu rumah tangga, sampai pekerja kantoran, dari orang biasa sampai pejabat. Tak salah bila facebookers dari berbagai penjuru dunia jumlahnya mencapai 150 juta orang. Konon facebook turut mendongkrak popularitas Barrack Obama dalam meraih kursi Presiden Amerika.

Setiap buka FB, pasti ada yang add friend, dan selalu di approve oleh Fiona. Padahal banyak yang tidak dikenal. Setelah di approve. Muncul di profile. “Thanks ya sudah add aku. Salam kenal ya”. Kini temannya sudah 3000an orang. Begitulah hari-harinya
sibuk menjawab pesan, menulis di wall, note atau sekedar memberi comment . Tak lupa mengupdate status. Dengan gadget Blackberry ditangan, dia bisa up date status setiap kesempatan. Misalnya “gue lagi nyalon nih” bahkan ada yang update statusnya : ”punggung gue gatal, garukin donk?” Aneh-aneh saja.. dan ternyata ada satu lagi yang lebih seru.. tag foto. Setiap ada kesempatan ketemuan teman, tidak lupa berfoto ria. Setelah itu di upload lalu di tag ke teman-temannya.. begitu mudah dan singkat.. semua bisa melihat foto-fotonya..

Fiona kini menjadi Facebookers sejati. Dia tidak bisa lepas dari FB walau seharipun. Teman-temannya semua demikian. Mau janjian, mau kirim undangan arisan, pengajian semua melalui FB. Namun, ternyata ada yang kirim beberapa foto jadul (jaman dulu), yakni saat dirinya masih SMA, yakni foto bareng bersama teman-teman perempuan sekelasnya. Waktu itu liburan bareng teman sekolah ke Bali. Tentu saja bermain di pantai.. dan ya ampuun.. saat itu dia mengenakan pakaian yang minim. Kaos tanpa lengan, lalu celana pendek.. rambut terurai, padahal dia saat itu belum mengenakan jilbab. Wah iseng banget sih nih orang.. siapa yang kirim? Uh ternyata namanya Superman.. dan foto profilenyapun dalam bentuk kartun tokoh Superman. Uh sebal, ngapain sih kirim foto jadul? Tapi siapa ya dia? Segera di klik Profilenya, Cuma ada 2 buah foto.. itu pun jadul banget.. dan gak jelas.. Lalu di klik Info. Ternyata teman sekolahnya waktu di SMA. Lalu dia ingat-ingat kembali. Oh ternyata si Parman. “Dia dulu naksir banget sama aku tapi cinta tak terbalas.. aku dulu cuekin dia,” dalam hatinya. Fiona yang gak suka dengan kiriman fotonya langsung komplain ke Parman temannya itu. CLBK? Gak lah ! Dia memang dari dulu gak ada feeling sama si Parman dan lagi kini dirinya sudah berumah tangga, jadi tidak ada istilah CLBK dalam hidupnya alias Cinta Lama Bersemi Kembali. Oh ya dia ingat nama panjangnya Suparman. Tapi kog di FB jadi Superman? Tapi ya sudalah, berhubung dia sudah minta maaf jadi Fiona tidak mempermasalahkan lagi, apalagi fotonya sudah di delete.

Beberapa hari kemudian Fiona hadir di arisan, lalu bertemu Riri. Katanya, “ asyik ya ke Bali berenang di pantai, pakai celana pendek.. he..he..” Karuan saja Fiona kesal tahu dari mana? Lalu Riri bilang, dari Facebook lalu di tag fotonya. Kebetulan si Mia yang juga ada di foto itu teman kuliahku.. jadi aku tag ke dia juga”. Masya Allah, jadi Mia itu teman kuliahmu? Dan lagi kamu sempat tag? Bukannya aku sudah delete? Lalu Riri bilang “sepertinya sebelum kamu delete, aku sudah tag duluan deh.. he..he.. mungkin kamu gak perhatikan.” Masya Allah, jadi foto itu sudah beredar ke Riri lalu ke Mia? Lalu siapa lagiiii? Fiona panik. Bukan apa-apa.. pasalnya sekarang dia sudah mengenakan jilbab, jadi gak etis kalau foto-foto lama disebarluaskan.. mana pakainnya minim sekali waktu itu.

Beberapa hari kemudian, Fiona sedang di rumah ketika handphonenya berbunyi.. ada sms masuk. Ternyata dari Mia, teman SMA yang berfoto bareng di pantai. Mia janjian untuk ketemu ada yang ingin dibicarakan.. Memang sejak lulus SMA Fiona kehilangan kontak dan belum pernah bertemu Mia. Dia hanya ingat, temannya itu dulu memang “rame”, tukang bercanda..

Lalu bertemulah mereka di Cafe Blossom. Fiona tidak menyangka ternyata Mia sudah mengenakan jilbab seperti dirinya. Lalu mereka memesan menu. Fiona memesan Blueberry Cheese Cake dan secangkir Coffee Latte, lalu Mia pesan Avocado Mousse dan secangkir Capuccino. Kemudian mereka saling bertukar cerita. Mia kini bekerja di Bank Syariah dan jabatannya sudah tinggi. Mia curhat bahwa dirinya sebenarnya sudah mau diangkat menjadi salah satu direktur, namun gagal.. hanya alasan foto. Fiona terperanjat, “alasan foto? Foto apa?” Lalu Mia bercerita bahwa Parman mengiriminya foto lewat facebook waktu di Bali.. saat foto bareng di pantai berpakaian minim.. bahkan paling sexy pakaiannya dibanding yang lain. Kesannya untuk lucu-lucuan, sekedar nostalgia SMA, tapi dia lupa bahwa aku sudah berkerudung dan kerja di bank syariah, lalu foto-foto itu menyebar di kantor. Saya jadi bahan tertawaan, anak buah gak respek lagi dan atasanku pun tahu tentang foto itu, walhasil, para direksi menangguhkan keputusannya untuk menaikkan jabatanku”. Mendengar cerita tesebut, Fiona menarik napas dalam-dalam.. gak nyangka ternyata facebook bisa merugikan kita juga ya.. Fiona tidak menduga bahwa bisa sefatal itu akibatnya.

Kini Fiona lebih berhati-hati dengan Facebook. Meski banyak kemudahan tapi bisa bermasalah kalau ternyata tidak hati-hati.. dia memblokir nama temannya Superman dan Riri. Putus hubungan teman di facebook kan bukan berarti putus silaturahim. Memang kita harus Kaizen, yakni mengambil hal-hal yang baik, seperti kemudahan berkomunikasi, silaturahim dan syiar agama, lalu membuang hal yang buruk. Jangan melupakan kewajiban (seperti mengurus anak, memasak, menyelesaikan tugas/pekerjaan kantor) dan jangan melupakan keadaan sekeliling kita. Berhati-hati untuk friend approve, upload atau tag foto. Bagaimanapun kita harus menghindari fitnah. Meski demikian kita bisa continous improvement, jadikanlah Facebook sebagai sarana dakwah, kesempatan untuk syiar.. Lihat Faceboknya Ustadz Davy. Semua Notenya bagus-bagus, beliau memang berdakwah melalu Facebook. Jadi, silahkan klik, dan sign up. Selamat menjadi facebookers.



Jakarta, 26 Mei 2009

Meita A. Lubis.
0 Responses