Buka Topeng




Setiap orang memiliki profil. Profil ibarat wajah dan penampilan luar seseorang. Tentu saja kalau boleh bebas menulis tentunya di profil tertulis :
Saya wanita salehah, berjilbab dan berbusana muslimah. Mendapatkan gelar kesarjanaan dengan nilai A. Berbudi luhur, wajah manis, kulit bersih dan nampak bercahaya... Wow, siapa perempuan yang "nekat" menuliskan profil itu? Ternyata ada, tertulis di iklan rubrik jodoh, dengan harapan agar ada pria baik-baik yang memilih mempersuntingnya.. Mudah-mudahan harapannya terkabul.

Rasanya malu untuk menilai diri sendiri atau di pamer-pamerkan, apakah kita cantik, pintar, berakhlak mulia. dsb. Seandainya orang lain menilai, itupun belum tentu benar, karena biasanya dia hanya tahu tampilan luar saja. Secara fisik bisa saja benar, tapi soal kecantikan bukankah sifatnya relatif? Bila menyangkut akhlak.. siapa yang tahu akhlak kita? Malaikat mencatat perbuatan apa-apa saja yang kita lakukan. Tapi hati dan niat kita hanya Tuhan Ilahi Rabbi yang tahu. apakah niat kita ikhlas atau tidak.. Bukankah amal kita bisa rusak bila tidak ikhlas mengerjakannya? Jadi hanya Allah SWT yang tahu apakah kita berakhlak mulia atau tidak.

Berjilbab bukanlah ukuran wanita salehah semata. Namun berjilbab adalah suatu upaya untuk memenuhi kewajiban. Dan sebagai salah satu wujud ketaqwaan, mengharapkan Ridho Ilahi. Andai terjadi seorang yang sudah berjilbab melakukan perbuatan yang terlarang atau sikapnya kurang sopan (bisa saja ini diriku) jangan disalahkan jilbabnya.. yang salah adalah orangnya. Setiap insan membutuhkan proses menuju ketaqwaan. Dalam perjalannya bisa saja dia berbuat kesalahan.. Setiap manusia tentu akan diuji dengan kebaikan atau keburukan. Bila dia berbuat kesalahan diharapkan segera menyadarinya, memohon maaf kepada sesama manusia (bila menyangkut hubungan manusia) dan yang terpenting memohon ampun pada Allah SWT.

Kalau kita bisa mengutip lagunya Peter Pan, “Buka saja topengmu.. buka saja topengmu..” Sepertinya memang ada topeng dalam diri kita. Berbagai peran dan jabatan harus kita jalani.. sebagai ibu, isteri, menantu, tetangga, orangtua murid, karyawan, pimpinan dll. Peran itu harus kita jalani sesuai dengan tugas dan kewajiban. Bila diambil konotasi yang positif, topeng itu adalah peran. Kita bisa pakai topeng “menantu yang baik” di depan mertua.. atau topeng “isteri yang baik”. Tapi topeng ini hendaknya jangan menjadi kepura-puraan.. topeng hanya digunakan untuk berganti peran.. bisa saja topeng itu berperan ganda, sebagai isteri dan ibu yang baik.. Jadi, bila kembali ke jilbab, berjilbab bukanlah sebuah topeng, dia melekat dalam diri sebagai wujud upaya kepatuhan terhadap perintah Allah SWT.

Dalam hubungan antar manusia, bisa saja kita membuka topeng dengan menampilkan diri kita apa adanya dengan teman-teman dekat. Bercanda, tertawa dalam suasana keakraban dan persahabatan.. Namun tetaplah tidak terlupa, bahwa Allah SWT adalah tujuan kita. Kehidupan dunia dengan berbagai peran harus dijalani sebagai ladang kehidupan akherat kelak. Terkadang rasanya ingin menjadi diri sendiri. Refresh my life. It’s me !
0 Responses